Pertemuan Jokowi-AHY, Pengamat: Dukungan Demokrat Menentukan Kemenangan 02
Demokrat selama ini memiliki basis kekuatan terutama di beberapa wilayah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam menyebut dukungan Partai Demokrat bisa menentukan kemenangan bagi pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Menurutnya, pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Yogyakarta pada Ahad (28/1/2024) pagi itu juga untuk memastikan mesin politik pemenangan Prabowo-Gibran berjalan optimal.
"Dukungan Demokrat kepada Prabowo-Gibran cukup menentukan, khususnya dalam upaya penguatan target menang satu putaran," ujar Umam, dikutip dari siaran pers yang diterima, Senin (29/1/2024).
Umam menilai, jika Prabowo-Gibran bisa menghindari blunder-blunder dalam sikap dan statemen publiknya, maka kemungkinan menang satu putaran cukup berpeluang. Menurutnya, Demokrat selama ini memiliki basis kekuatan terutama di wilayah Jawa Timur area Mataraman atau Selatan, Jawa Barat, Banten, Aceh, Sumatera Barat, dan sejumlah titik di Sumatera, termasuk beberapa simpul kekuatan di wilayah Indonesia Timur, khususnya Papua.
Karena itu, jika Demokrat bekerja optimal, maka paslon Prabowo-Gibran bisa mendapatkan dukungan suara di basis-basis tersebut. "Jika Demokrat bekerja optimal, paslon 02 Prabowo-Gibran akan mendapatkan insentif elektoral di basis-basis kekuatan Demokrat selama ini," katanya.
Sementara itu, Umam juga menilai bahwa Demokrat juga bisa mendapatkan keuntungan politik dari dukungannya kepada paslon 02. Sebab, selain memiliki magnet politik sendiri sejak Pemilu 2004, Demokrat juga bisa memperoleh efek ekor jas.
Umam mengatakan, karakter swing voters dan DNA pemilih di Indonesia umumnya cenderung digerakkan oleh tren umum dan dinamika isu jelang pilpres.
"Dimana para pemilih cenderung terbawa ikut-ikutan mendukung paslon tertentu yang memiliki kemungkinan menang lebih besar dalam pilpres, serta paslon yang relatif tercitrakan lebih kuat serta dekat dengan kekuasaan," katanya.
Umam menjelaskan, dinamika politik tersebut seringkali terjadi di akar rumput. Menurutnya, kondisi tersebut terbukti terjadi di Pilpres 2009, 2014, dan juga 2019.
"Karena itu, narasi Demokrat yang belakangan digemakan AHY tentang pentingnya keberlanjutan dan perbaikan, sebagai derivasi nama lain dari perubahan, cukup relevan dan bisa ia kapitalisasi untuk penambahan kekuatan suara di Pemilu 2024 ini," katanya.