Ponsel Second dan Refurbished Naik Daun, Bisa Jadi Solusi Keberlanjutan?
Penumpukan limbah elektronik dapat menjadi ancaman bagi lingkungan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran ponsel-ponsel flagship dengan kecanggihan teknologi terkini membuat banyak orang rela untuk berganti ponsel setiap tahun, meski ponsel lama mereka masih dalam kondisi prima. Fenomena ini membuat penumpukan limbah elektronik menjadi masalah yang semakin tak terelakkan.
Pergerakan dunia ponsel pintar yang sangat cepat membuat ponsel pintar menjadi penyumbang limbah elektronik terbesar di dunia. Mengacu pada estimasi Environmental Protection Agency (EPA) di 2022, ada lebih dari 8 juta metrik ton limbah elektronik yang dihasilkan oleh Amerika Serikat sendiri. Namun, hanya sekitar 17 persen dari limbah tersebut yang didaur ulang.
Penumpukan limbah elektronik yang semakin besar ini dapat menjadi ancaman tersendiri bagi lingkungan. Alasannya, zat-zat kimia dari limbah elektronik bisa merembes masuk ke dalam tanah dan mencemari saluran air. Selain itu, tren pergantian ponsel yang cepat dan tingginya limbah elektronik dari ponsel pintar juga membuat banyak sumber daya berharga yang digunakan dalam proses produksi menjadi tersia-siakan.
Di tengah dunia ponsel pintar yang melaju dengan cepat ini, ternyata masih ada cukup banyak orang yang memilih untuk tak terbawa arus. Alih-alih mengincar ponsel flagship terbaru, mereka justru lebih meminati ponsel-ponsel second hand (bekas) serta ponsel refurbished.
Tren penggunaan ponsel bekas dan ponsel refurbished ini dinilai dapat menjadi solusi dari besarnya limbah elektronik ponsel pintar. Seperti diketahui, penggunaan ponsel bekas dan ponsel refurbished bisa memperpanjang masa pakai gawai sekaligus mencegah penambahan limbah elektronik.
Secara khusus, ponsel refurbished juga telah melalui proses pengujian dan perbaikan yang ketat. Dengan begitu, ponsel ini bisa memberikan fungsi seperti ponsel baru sekaligus mengurangi dampak lingkungan dari limbah elektronik. Menurut studi, membeli ponsel refurbished dapat menghemat emisi CO2 hingga 80 persen dan menghemat material mentah untuk memproduksi ponsel baru hingga 90 persen.
Selain membawa dampak baik bagi lingkungan, ponsel bekas dan ponsel refurbished juga memiliki harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan ponsel baru. Bahkan, ponsel bekas bisa memiliki harga 50 persen lebih murah dibandingkan ponsel serupa dalam kondisi baru.
Terlepas dari beragam keunggulannya, ponsel bekas dan ponsel refurbished juga memiliki sejumlah kekurangan yang perlu menjadi pertimbangan pembeli. Oleh karena itu, diperlukan kehati-hatian yang tinggi sebelum seseorang memutuskan membeli ponsel bekas atau ponsel refurbished.
Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan agar konsumen bisa mendapatkan ponsel bekas atau ponsel refurbished dalam kondisi baik.
Cek kiat-kiatnya di halaman selanjutnya....
Berikut ini adalah kiat-kiat tersebut.
1. Ketahui kebutuhan diri, seperti anggaran yang dimiliki, fitur yang diinginkan, serta model yang disukai.
2. Cari penjual yang memiliki reputasi baik. Misalnya, membeli ponsel bekas atau ponsel refurbished dari toko daring yang terpercaya dan memiliki jaminan perlindungan untuk pembeli.
3. Lakukan perbandingan harga dan kondisi sebelum membeli. Jangan mudah tergiur hanya karena ponsel bekas atau ponsel refurbished memiliki harga yang sangat rendah. Perhatikan semua deskripsi mengenai kondisi ponsel tersebut, termasuk kekurangan pada tampilan hingga masalah fungsi yang mungkin dimiliki oleh ponsel.
4. Jangan ragu untuk bertanya kepada pihak penjual. Terkadang, penjual tidak memberikan informasi yang penting mengenai ponsel bekas atau ponsel refurbished, seperti soal riwayat ponsel, masa hidup baterai, atau faktor-faktor lainnya.
5. Tes ponsel sebelum melakukan pembayaran. Pengetesan ini bisa dilakukan secara tatap muka atau melalui telepon video dengan penjual. Tes ini bertujuan untuk menakar performa ponsel serta kelancaran fungsi-fungsinya.
6. Perhatikan penunjang kelancaran ponsel lainnya. Sebagai contoh, kompatibilitas jaringan, keamanan data, garansi, hingga aksesoris pelengkap seperti charger atau case.
7. Tak perlu enggan untuk melakukan tawar-menawar, terutama bila melakukan transaksi dengan penjual individual.