Hijabers Community: Muslimah Perlu Tunjukkan Kekuatan Diri dan Membawa Perubahan

World HIjab Day tahun ini mengusung tema Veiled in Strength.

Dok. Hijabers Community
Kegiatan Hijabers Community. Sejalan dengan tema Hari Hijab Sedunia 2024, Muslimah diharapkan bisa menemukan dan menunjukkan kekuatan dirinya.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Digagas oleh sosok Muslimah asal Bangladesh di Amerika Serikat bernama Nazma Khan, hari hijab sedunia atau World Hijab Day (WHD) menggaungkan penghapusan diskriminasi dan menunjukkan dukungan bagi Muslimah berhijab. Setiap tahunnya, WHD dirayakan pada 1 Februari.

Menurut Ketua Umum Hijabers Community, Putri Dwiandari, semangat dari gerakan global WHD menyebar hingga ke seluruh dunia, juga sampai ke Indonesia. Komunitas yang diketuai Putri pun mengadaptasi apa yang digencarkan WHD, termasuk tema yang diusung tiap tahun.

Hari Hijab Sedunia 2024 mengusung tema "Veiled in Strength" atau berkerudung dalam kekuatan. Putri mengatakan, Hijabers Community juga menggencarkan tema itu, yakni bagaimana seorang Muslimah bisa menemukan dan menunjukkan kekuatan yang dia miliki kepada dunia. Tidak lupa juga, penerapan di lingkungan terkecilnya masing-masing.

Baca Juga


"Seperti misalnya kekuatan dalam iman, kekuatan dalam menyuarakan pendapat, kekuatan untuk terus belajar," kata Putri kepada Republika.co.id, Kamis (1/2/2024).

Co-founder I-Am-Jago Public Speaking tersebut menyampaikan, Muslimah sebaiknya tidak hanya fokus pada kekurangan. Ada baiknya juga Muslimah menjauhkan diri dari ucapan yang mengarah pada demotivasi. Sebab, sudah menjadi kewajiban umat Islam untuk menggunakan akal yang dianugerahkan oleh Allah SWT untuk mengoptimalkan kekuatan diri masing-masing.

"Cari kekuatan dalam diri. Find your own positive vibes, yang bisa menjadi modal untuk berkarya dan berprestasi, sehingga tidak menjadi Muslimah yang 'kena mental'. Tidak menjadi Muslimah yang 'baper', terbawa perasaan, tapi menjadi Muslimah yang 'baper', membawa perubahan," ujar Putri.

Secara khusus, Hijabers Community melakukan aktivitasi media sosial merayakan WHD 2024. Ada kompetisi Tiktok yang menantang para Muslimah menceritakan kekuatan terbesar dirinya dan bagaimana mereka bisa bermanfaat bagi orang lain. Kajian rutin Hijabers Community di bulan Februari juga akan menyoroti self love dan penguatan wawasan sebagai seorang Muslimah.

Menyoal kebebasan berkarier dan berkarya bagi Muslimah berhijab, Putri bersyukur karena kondisi terkait hal itu di Indonesia sudah lebih baik dari sebelumnya. Dia berpendapat, sudah cukup banyak bidang pekerjaan di mana Muslimah berhijab tidak lagi dipandang sebelah mata.

Diskriminasi terhadap hijabers

Akan tetapi, di beberapa tempat, Putri masih mendapati diskriminasi tetap terjadi. Dia melihat sendiri bahwa ada beberapa tempat yang melarang karyawannya mengenakan hijab lantaran dianggap sebagai simbol keagamaan yang tidak boleh ditampakkan di lingkungan profesionnal yang heterogen.

Putri pun pernah mengalami sendiri bentuk diskriminasi serupa. Sebagai MC profesional dengan gelar Certified Public Speaker (CPS) dan Certified Trainer (CT), pada 2012 Putri sempat mengalami sepi job setelah dia memutuskan untuk berhijab. Bahkan, ada yang terang-terangan memintanya melepas jilbab.

Lambat laun, berhijab perlahan dianggap sebagai sebuah hal yang lumrah dan diterima di berbagai tempat. Periode 2013-2014, Putri kembali mendapat pekerjaan sebagai MC di sejumlah acara umum, dan terus bertahan sampai sekarang.

"Itu termasuk contoh nyata, bukan pekerjaan corporate, tapi berimbas ke profesi. Sayangnya memang masih ada diskriminasi di beberapa institusi tertentu yang seharusnya netral. Semoga itu ke depannya bisa diatasi dan dikomunikasikan," tutur Putri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler