Adu Kuat Jokowi dan Megawati di Jateng

Sebagai seorang Presiden, Jokowi mempunyai keuntungan yakni punya akses luas.

Republika/Prayogi
Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo, Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berbincang (dari kiri) saat Rakernas IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Rep: Teguh Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, SALAH satu daerah yang cukup menarik untuk ditengok pada Pilpres 2024 adalah Jawa Tengah. Mengapa cukup menarik? Pertama Jawa Tengah memiliki jumlah penduduk yang sangat besar mencapai 37 juta jiwa dengan angka pemilih 28,2 juta. Jawa Tengah merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar ketiga setelah Jawa Barat (49 juta) dan Jawa Timur (41 juta).

Baca Juga


Alasan menarik kedua, Jawa Tengah secara hitung-hitungan politik merupakan basis dari PDI Perjuangan. Lihat saja dari pemilihan gubernur (Pilgub) 2008, 2013, dan 2018 menunjukkan bagaimana kekuatan partai banteng moncong putih itu. Meski kerap dilawan oleh koalisi partai, tetap saja PDIP bisa memenangkan kadernya di sana.

Pun saat Pemilu legislatif, Jateng menjadi pundi-pundi suara PDIP untuk meraih kursi sebanyak-banyaknya buat ke Senayan. Dari 128 kursi yang diterima PDI P pada pemilu 2019, 26 di antaranya disumbang dari Jateng. Wajar jika Jawa Tengah kerap disebut sebagai 'kandang banteng'.

Alasan menarik ketiga, dari enam orang capres/cawapres, ada dua di antaranya yang benar-benar kelahiran Jawa Tengah. yakni Ganjar Pranowo (capres 03) dan Gibran Rakabuming Raka (cawapres 02). Ganjar yang kini memasuki usia 55 tahun lahir di Karangnyar. Sementara Gibran Rakabuming Raka lahir dan besar di Surakarta.

Lebih uniknya lagi, keduanya memiliki ikatan cukup kuat terhadap PDIP. Ganjar yang juga mantan gubernur Jawa Tengah sejak awal meniti karier politik di PDIP. Sejak menjadi anggota dewan hingga menduduki posisi tertinggi di Jawa Tengah.

Adapun Gibran memiliki ikatan terhadap PDIP karena ayahnya yang juga Presiden Joko Widodo merupakan kader partai tersebut. Jokowi mendapat dukungan PDIP sejak masih menjabat sebagai wali kota Solo. Jokowi juga diusung PDIP sebagai presiden selama dua periode (2014 dan 2019).

Senada dengan Jokowi, Gibran juga mendapat dukungan besar dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri ketika menjabat sebagai wali kota Solo. Gibran baru resmi masuk sebagai kader PDIP dari ranting Manahan pada 2019.

Namun, kongsi keluarga Jokowi dengan Megawati Soekanorputri pecah pada pilpres 2024. Restu Megawati memberikan dukungan kepada Ganjar sebagai capres tidak diikuti oleh keluarga Jokowi. Alih-alih mengikuti, Gibran Rakabuming Raka ikut bersaing dalam kontestasi sebagai cawapres bersama Prabowo Subianto yang tak lain menjabat sebagai ketum Gerindra.

Presiden Jokowi belum menyatakan dukungan langsung ke Prabowo-Gibran. Hanya saja sinyal-sinyal dukungan itu sudah cukup terasa belakangan ini. Mantan kader muda PDIP Maruarar Sirait bahkan menyatakan bahwa Jokowi akan turun langsung dalam mengkampanyekan Prabowo-Gibran.

Boleh dibilang Jawa Tengah akan menjadi pertarungan sengit antara PDIP yang digawangi oleh Megawati Soekarnoputri dan kongsi kelurga Jokowi yang bergabung dengan Prabowo.

Ujian Megawati

Pilpres akan menjadi ujian bagi Megawati, apakah  bisa mempertahankan digdaya kandeng Banteng di sana? Atau justru sebaliknya pengaruh Megawati terkikis dan mulai tergantikan pengaruh Jokowi.

Jokowi mempunyai keuntungan. Pertama ia adalah seorang Presiden yang memiliki akses sangat luas. Kerap kali Presiden Jokowi datang dan mengunjungi daerah-daerah di Jawa Tengah. Apakah itu dalam bentuk peresmian jalan, penyaluran bantuan sosial atau kegiatan yang lain.

Seperti pada Sabtu (27/2024),  Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Lapangan Gamplong, Sumberrahayu, Moyudan, Sleman. Kunjungannya tersebut dilakukan sehari jelang kampanye akbar capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Alun-Alun Wates, Kulonprogo, DIY, Sabtu (28/1/2024). Jokowi memastikan bahwa kehadirannya ke Lapangan Gamplong, Sleman, DIY adalah untuk bermain bola bersama masyarakat, dan tak terkait politik.

Namun ini bukan kali pertama Jokowi ke Jateng pada awal 2024. Pada 2 Januari 2024, Jokowi mengunjungi Gudang Bulog Gumilir, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, untuk memastikan penyaluran bantuan pangan CBP (cadangan bantuan pangan) berjalan baik. Ia juga memastikan penyaluran bantuan pangan akan terus dilanjutkan hingga Maret 2024 dan bisa diteruskan hingga Juni 2024 jika APBN memungkinkan.

Pada 3 Januari 2024, Jokowi mengunjungi Gudang Bulog Klahang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dan Gudang Bulog Munjung Agung, Kabupaten Tegal. Ia juga ingin memastikan penyaluran bantuan pangan CBP berjalan baik kepada penerima manfaat yang merupakan penerima tambahan.

Pada 22 Januari 2024, Jokowi kembali melakukan kunjungan kerja ke Jawa Tengah di Kota Salatiga. Ia ingin memastikan penyaluran bantuan pangan CBP berjalan baik. Saking seringnya Jokowi ke Jawa Tengah ada anekdot menyatakan Ganjar selalu 'dibuntuti' oleh Presiden di Jateng.

Jokowi memang belum secara gamblang menyatakan dukungannya ke Prabowo-Gibran. Namun ia sepertinya sadar, semakin puas masyarakat dengan kepemimpinannya, maka dampak positif akan terasa buat pasangan calon nomor dua itu. Karena itu, wajar jika sang presiden semakin sering turun ke massa akar rumput.

Selain akses, Jokowi juga diuntungkan oleh tingkat kepuasan masyarakat yang tinggi terhadap kinerja Presiden.  Survei Indikator Politik Indonesia dalam rilisnya pada Januari 2024 menyebut tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi mencapai 76,5 persen.

Survei digelar selama 3-11 Desember 2023 yang melibatkan 1.670 responden dan tersebar secara proporsional di 34 provinsi. Angka ini lebih tinggi dibandingkan yang dirilis pada November 2023 lalu. Saat itu tingkat kepuasan mencapai 75,8 persen.

Inilah mengapa tidak mudah bagi Megawati Soekarnoputri untuk mengalahkan kongsi Prabowo-Gibran Rakabuming Raka di Jawa Tengah. Apalagi pengaruh Jokowi masih kuat, baik di kalangan akar rumput PDIP.  Seorang warga Comal, Pemalang, mengatakan, Prabowo sebenarnya tidak ada apa-apanya di Jateng. Tapi karena ada faktor Gibran (Jokowi) menjadi sangat diperhitungkan.

Survei Indikator pada Oktober 2023 lalu mengungkapkan bahwa elektabilitas PDIP mencapai 25,2 persen. Alasan pertama responden memilih PDIP karena terbiasa memilih partai tersebut. Angkanya sebesar 28,4 persen. Alasan terbesar kedua, responden memilih PDIP adalah karena sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi), bukan lantaran Megawati.

Karena itu, satu-satunya cara bagi Megawati untuk memenangkan pertarungan di Jateng adalah menggerakkan seluruh kader-kadernya di tingkat ranting yang masih loyal untuk memilih Ganjar-Mahfud.  Hal itu sebagaimana yang dilakukan oleh PDIP ketika memenangkan Ganjar pada Pilgub 2013. Ganjar yang didukung PDIP menang melawan pejawat saat itu Bibit Waluyo.

 

PDIP kini harus membalikkan klaim survei yang menyebut pengaruh Ganjar mulai turun di Jateng. Tokoh-tokoh senior mesti turun gunung merebut hati para pemilih.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler