Peninggalan Bersejarah Tetap Terjaga di Tengah Pengembangan The Sanur
Relief itu merupakan salah satu karya monumental peninggalan pematung Edhi Sunarso.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KEK Sanur yang dikenal dengan The Sanur merupakan Kawasan Ekonomi Khusus kesehatan pertama di Indonesia sebagai alur perjalanan end to end yang mengintegrasikan layanan kesehatan dan pariwisata dengan berbagai fasilitas terintegrasi berstandar internasional meliputi layanan kesehatan, akomodasi hotel dan fasilitas pendukung lainnya.
Plt VP Corporate Secretary PT Hotel Indonesia Natour (HIN) Adianta Apriadi menyampaikan pembangunan kawasan ini dapat menjadi diversifikasi ekonomi bagi pariwisata Indonesia.
Adianta mengatakan, Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian BUMN, secara resmi telah meresmikan salah satu fasilitas yang berada di The Sanur yaitu Bali Beach Convention pada 30 Januari 2024 di Bali. Peresmian Convention terbesar di Bali ini dihadiri oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, yang juga melakukan Groundbreaking Alster Lake Clinic, top notch brand cell therapy dari Jerman.
"Convention ini menjadi tonggak sejarah dan milestone bagi destinasi wisata berkelanjutan bertaraf internasional yang dapat mendorong kebangkitan ekosistem pariwisata dan perekonomian," ujar Adianta dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (4/2/2024).
Adianta menyampaikan, pengembangan convention ini mengembalikan visi awal Sanur sebagai pusat destinasi pariwisata Meeting, Incentives, Conference and Exhibitions (MICE) yang memiliki kapasitas 5.000 orang dengan pemandangan yang indah karena menghadap langsung ke area pantai.
Bali Beach Convention dilengkapi fasilitas modern dengan memadukan kearifan lokal dan heritage di mana menggunakan ornamen ukiran khas yang didesain khusus oleh para perajin Bali.
"Selain itu, terdapat hotel di area The Sanur yang memiliki history kuat dan menjadi hotel berbintang pertama di Indonesia," ucap Adianta.
Adianta mengatakan, hotel ini menjadi hotel tertinggi di Bali dengan 10 lantai atau ketinggian 15 meter. Salah satu nilai historis yang menjadi daya tarik bagi hotel ini adalah dengan adanya peninggalan relief bersejarah yang berada di salah satu center point dari hotel.
Adianta menyampaikan, relief tersebut merupakan salah satu karya monumental yang di desain oleh Bapak Harijadi Soemadidjaja dan dikerjakan oleh Sanggar Selobinangun Yogyakarta (Harijadi S, Sumilah, Djakaria, Darmi, dan lain-lain) yang merupakan salah satu pematung terbaik pada masa Bung Karno, yang telah menciptakan banyak karya diantaranya di Bandar Udara Kemayoran Jakarta, Samudera Beach Hotel, Bandar Udara Maguwo, dan Hotel Ambarrukmo Yogyakarta. Relief yang terdapat di Bali Beach Hotel ini memiliki tema “Indonesia Yang Akan Datang” berbahan batu andesit terbaik yang berasal dari Gunung Merapi Yogyakarta dengan ukuran 23,4 x 3,7 meter.
Relief ini menjadi saksi penting perjalanan bangsa Indonesia dan menjadi icon warisan bersejarah yang menceritakan perkembangan pariwisata Bali sejak hotel ini dibangun.
Tak hanya relief, terdapat pula....
Tidak hanya relief, sambung Adianta, terdapat pula patung Jaka Tarub yang berada di area lobi hotel sebagai warisan sejarah. Patung perunggu karya Nyoman Nuarta ini berasal dari cerita rakyat Bali tentang seorang pemburu bernama Rajapala yang mencuri pakaian bidadari Ken Sulasih saat ia mandi dengan enam temannya di mata air.
Terpaksa, Ken Sulasih menikah dengan Rajapala untuk kembali ke alam surga setelah melahirkan anak. Pemasangan patung perunggu Rajapala, yang menampilkan delapan figur, pada 4 Oktober 1993, tidak hanya menandakan selesainya renovasi hotel tetapi juga menjadi penghormatan abadi terhadap sejarah.
Dalam pengembangannya, sambung dia, The Sanur juga tetap mengusung kearifan dan budaya lokal Bali, salah satunya yaitu main gate KEK Sanur. Gerbang utama di KEK Sanur memiliki desain Bale Kul-Kul yang ikonik menggabungkan konsep arsitektual tradisional bali dengan nuansa klasik, elegan dan grande dengan sentuhan budaya lokal Bali.
"Desain gerbang utama ini mengambil inspirasi dari bentuk dan fungsi Bale Kul-Kul, menciptakan kesan yang kuat dari sejarah dan tradisi Bali," ucap dia.
Dengan atap khas Bali yang menjulang tinggi, hiasan ukiran kayu, dan detail-detail artistik mencerminkan kekayaan warisan budaya yang dipadukan dengan dengan keindahan landskap, alam dan keramah-tamahan di kawasan. HIN, lanjut Adianta berkomitmen menjaga nilai-nilai sejarah dan mengusung kearifan lokal Bali dalam pengembangan The Sanur.
Adianta menyampaikan, berbagai peninggalan bernilai sejarah di The Sanur menjadi saksi dan ikon warisan budaya menceritakan perkembangan pariwisata Bali sejak Hotel ini dibangun. Hotel ini sebagai perwujudan modernisasi yang pada masanya adalah mercusuar kebangkitan pariwisata Bali.
"Kami optimistis nilai historical dan keunikan ini juga menjadi daya tarik dan memberikan experience unik bagi pengunjung yang datang ke kawasan baik wisatawan domestik maupun internasional," kata Adianta.