Warga Masih Dilarang Beraktivitas 5 Km dari Gunung Lewotobi Laki-Laki
Hingga Ahad (4/2/2024) sudah ada 5.547 orang warga tinggal di pengungsian.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih melarang warga beraktivitas pada radius 4-5 kilometer (Km) dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Saat ini status Gunung Lewotobi Laki-Laki pasca-erupsi sudah turun menjadi siaga.
“Warga masih sama sekali tidak boleh ada aktivitas pada radius yang ditentukan itu,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran daring bertajuk disaster briefing yang dipantau di Jakarta, Senin (5/2/2024).
Ia menjelaskan larangan tersebut dilakukan pada radius 4 Km dari arah umum Timur dan Selatan dan 5 kilometer dari arah Barat dan Utara puncak gunung Lewotobi Laki-Laki.
Hal demikian dilakukan merujuk pantauan sonar termal BPNB yang menemukan bahwa masih ada sisa lelehan panas material vulkanik dan membakar apapun benda di daerah itu sepekan terakhir sehingga berbahaya untuk warga.
Terlebih, jarak antara lelehan tersebut dengan permukiman dan lahan pertanian milik warga dilaporkan hanya terpaut jarak sejauh 2 Km sehingga mereka masih harus menempati tenda pengungsian.
“Petugas gabungan di lapangan masih disiagakan untuk mengawasi keselamatan warga setempat,” ujarnya.
Data BNPB melaporkan sejak Gunung Lewotobi Laki-Laki erupsi pertama pada 23 Januari 2024 setidaknya hingga Ahad (4/2/2024) sudah ada 5.547 orang warga tinggal di pengungsian. Adapun empat orang warga di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Tempat pengungsian tersebut tersebar di sebanyak 44 titik yang telah dilengkapi oleh BNPB dan BPBD setempat dengan peralatan medis, dapur umum, air bersih dan aman dari ancaman terkena material vulkanik gunung api setinggi 1.584 mdpl itu.