Bandara Raja Haji Abdullah Riau Diupayakan Dapat Didarati Pesawat Besar
Bandara Raja Haji Abdullah memiliki luas terminal 770 meter persegi (m2).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengupayakan Bandara Raja Haji Abdullah di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau (Kepri) dapat didarati pesawat berbadan besar seperti jenis Boeing 737. Hal itu diungkapkan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat mengunjungi bandara tersebut pada Kamis.
"Kami mengupayakan pesawat Boeing 737 akan bisa landing di sini supaya industri dan pariwisata tambah maju. Ini perintah presiden, pulau terluar harus dilaksanakan pembangunan," kata Menhub melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (8/2/2024).
Ia mengatakan dengan adanya penerbangan yang menggunakan pesawat lebih besar, masyarakat akan lebih mudah mencapai Tanjung Balai Karimun sehingga mendorong pariwisata dan industri di daerah itu.
Kemenhub, lanjut dia, terus membangun dan memperpanjang runway Bandara Raja Haji Abdullah. Pada 2024 ini, ditargetkan runway dapat mencapai panjang 2.000 meter.
Menhub pun mengaku optimis pembebasan lahan dan perpanjangan runway akan dapat diselesaikan sehingga target panjang runway dapat tercapai. Bila hal tersebut terwujud, maka Bandara Raja Haji Abdullah dapat didarati pesawat jenis Boeing 737.
"Kami sudah selesaikan selama beberapa tahun menjadi 1.800 meter. Tahun ini, nanti akan kami perpanjang menjadi 2.000 meter," kata Menhub.
Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad mengapresiasi Kemenhub atas pembangunan bandara tersebut. Menurutnya, masyarakat telah menantikan langsung penerbangan dari kota-kota besar ke Tanjung Balai Karimun.
"Saya apresiasi kepada Kementerian Perhubungan dan ini memang yang dinanti masyarakat sudah puluhan tahun, ada penerbangan langsung ke Kepulauan Karimun. Selain itu, sebagai pulau terdepan, kawasan ini juga masif dengan investasi terutama industri dan pariwisata. Mudah-mudahan ini bisa segera terealisasi," katanya.
Diketahui, Tanjung Balai Karimun merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia sehingga diperlukan pengembangan fasilitas dan operasional guna mewujudkan daerah perbatasan sebagai beranda terdepan dalam memperkuat NKRI, salah satunya Bandara Raja Haji Abdullah yang memerlukan peningkatan konektivitas.
Saat ini, Bandara Raja Haji Abdullah memiliki luas terminal 770 meter persegi (m2), panjang runway 1.800 x 30 meter dan dapat didarati pesawat ATR 72.