Mana yang Lebih Dulu, Galaksi atau Lubang Hitam? Teleskop James Webb Punya Jawabannya

Lubang hitam ada pada awal mula alam semesta dan menjadi bahan pembentuk galaksi.

republika
Sagitarius A*, lubang hitam supermasif galaksi Bima Sakti. Mana yang lebih dulu, lubang hitam atau galaksi? Ilmuwan kini mungkin telah temukan jawabannya.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain teka-teki tentang ayam atau telur, ada juga teka-teki Mana yang lebih dulu, galaksi atau monster lubang hitam? Menurut penelitian baru, para ilmuwan akhirnya punya jawabannya. 

Baca Juga


Dilansir Space, Jumat (9/2/2024), lubang-lubang hitam supermasif yang ada menjelang awal waktu telah lama diyakini telah membentuk galaksi-galaksi di sekitarnya, mempercepat laju pembentukan bintang di galaksi-galaksi dan dengan demikian memengaruhi evolusi seluruh alam semesta. 

Tapi sekarang, analisis ulang data dari Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) menunjukkan bahwa lubang-lubang hitam ini mungkin sudah ada selama 50 juta tahun pertama alam semesta kita yang berusia 13,8 miliar tahun, sehingga mendorong pembentukan bintang pada usia yang begitu dini. 

Temuan-temuan ini dapat menantang gagasan bahwa lubang-lubang hitam terbentuk hanya setelah bintang dan galaksi pertama muncul. 

“Kita tahu monster ilubang hitam ini ada di pusat galaksi dekat Bima Sakti kita, tapi kejutan besarnya sekarang adalah bahwa mereka juga ada pada awal mula alam semesta dan hampir seperti bahan penyusun atau benih untuk galaksi awal," kata Joseph Silk, ketua tim dan profesor di Johns Hopkin University di Amerika Serikat (AS) dalam sebuah pernyataan.

Silk menuturkan mereka benar-benar meningkatkan segalanya, seperti penguat raksasa pembentukan bintang, yang merupakan perubahan besar dari apa yang kita pikir mungkin terjadi sebelumnya, sedemikian rupa sehingga hal ini benar-benar dapat mengguncang pemahaman kita tentang bagaimana galaksi-galaksi terbentuk. 

Silk menunjukkan fakta bahwa galaksi-galaksi jauh....

 

Silk menunjukkan fakta bahwa galaksi-galaksi jauh dan awal yang telah dilihat JWST, sejak mulai mengirimkan data ke Bumi pada musim panas 2022, lebih terang dari yang diperkirakan. Hal ini menunjukkan bahwa galaksi-galaksi tersebut sudah penuh dengan jumlah bintang dan lubang hitam supermasif yang luar biasa banyaknya; Jika benar, itu berarti teori kita saat ini tentang bagaimana galaksi tumbuh mungkin perlu direvisi. 

“Kami berpendapat bahwa aliran lubang hitam menghancurkan awan-awan gas, mengubahnya menjadi bintang dan mempercepat laju pembentukan bintang,” kata Silk.

“Jika tidak, sangat sulit untuk memahami dari mana galaksi-galaksi terang ini berasal karena mereka biasanya berukuran lebih kecil di alam semesta awal. Mengapa mereka bisa menghasilkan bintang dengan begitu cepat?”

Saat ini, teori evolusi kosmik yang paling diterima secara luas menunjukkan bahwa lubang hitam awal di alam semesta lahir ketika bintang-bintang bermassa tinggi kehabisan pasokan bahan bakar yang diperlukan untuk fusi nuklir. 

Pada gilirannya, bintang-bintang tersebut akan runtuh dan menciptakan lubang hitam di zaman selanjutnya di alam semesta. Artinya, lubang hitam pasti muncul setelah terbentuknya bintang-bintang yang melahirkannya, serta sebelum berkumpulnya galaksi-galaksi untuk pertama kalinya.

Namun, Silk dan rekan-rekannya menemukan bahwa lubang-lubang hitam dan galaksi tampaknya hidup berdampingan di alam semesta purba, dan saling mempengaruhi sejak 100 juta tahun setelah Big Bang. Periode waktu ini, kata Silk, akan setara dengan hari-hari pertama bulan Januari jika sejarah alam semesta diringkas menjadi satu tahun kalender.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler