Antusiasme Massa Pendukung Pecah Amin di JIS dan Tergerak Datang karena Samsul
Pendukung Anies-Muhaimin ada yang datang ke JIS, karena geram dengan Gibran.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kampanye akbar paslon nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (Amin) berlangsung meriah di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara pada Sabtu (10/2/2024). Antusiasme warga tak terbendung hingga terjadi kepadatan yang panjang.
Pantauan Republika.co.id, warga berbondong-bondong ke JIS sejak pukul 04.00 WIB. Waktu berjalan, massa pendukung makin ramai membeludak berjalan dari berbagai titik penjuru JIS dari radius sekitar empat kilometer (km).
Mereka membawa sejumlah atribut partai mulai dari Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Ummat. Kawasan dalam dan luar JIS tampak seperti lautan manusia.
Pergerakan manusia pun menimbulkan desak-desakan yang tak terbendung. Diperkirakan ada ratusan ribu massa pendukung yang berkumpul di JIS. Diduga massa yang hadir melebihi kapasitas JIS.
Bahkan sejumlah awak media yang hendak meliput juga kesulitan memasuki akses ke dalam JIS. Sejumlah tokoh tampak menyusul. Seperti Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh pun turut ikut berdesak-desakan dengan massa pendukung.
Terpantau, di kawasan akses VIP Anies tiba di kawasan JIS sekira pukul 08.50 WIB. Dia duduk bersama cawapres Muhaimin ketika mendengarkan pidato Surya Paloh.
Ingin lawan Gibran...
Banyak alasan massa pendukung Anies-Muhaimin (Amin) berbondong-bondong mendatangi JIS untuk menghadiri acara bertajuk Kumpul Akbar tersebut. Ada yang karena sudah menjadi penggemar Anies sejak lama. Ada yang setuju dengan slogan perubahan.
Ada pula yang tidak senang dengan keikutsertaan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo di Pilpres 2024. Fakhru (28 tahun) pendukung Amin dari Jakarta Timur, mengaku tergerak datang ke JIS meramaikan kampanye akbar Amin karena kesal melihat langkah Gibran bisa maju Pilpres 2024.
Apalagi, Gibran bisa menjadi cawapres melalui jalur Mahkamah Konstitusi (MK).
"Saya datang ke JIS, karena kesal sama Si Samsul, Pak. Masa seenaknya mentang-mentang anak presiden," kata Fakhru saat dijumpai Republika.co.id di halaman JIS, Sabtu.
Samsul adalah julukan bagi Gibran sejak dirinya blunder menyebutkan asam folat menjadi asam sulfat bagi ibu hamil. Kekeliruan itu pun dijadikan lelucon oleh politikus PDIP Masinton Pasaribu dengan menjuluki Gibran sebagai Samsul.
Walau masih muda, Fakhru merasa dirinya tidak terwakili oleh Gibran sebagai generasi milenial yang ikut Pilpres 2024. Dia pun menuding Gibran bukan representasi anak muda, tapi representasi dari ayahnya yang ingin melanjutkan kekuasaan tiga periode.
Fakhru mengaku bukanlah pembenci capres Prabowo. Menurut dia, mungkin bisa saja dirinya adalah pendukung Prabowo apabila wakilnya bukanlah Gibran.
Teman Fakhru, Anwar, yang juga dari Jakarta Timur juga menyebutkan alasan yang sama. Dia tergerak mendukung slogan perubahan Amin, karena tidak suka politik dinasti diterapkan di Indonesia. "Sudah capek-capek saya kuliah hukum, masa pemimpinnya perusak aturan hukum," kata Anwar.