Masih Pakai Talenan Plastik untuk Potong Makanan? Ini Risikonya untuk Kesehatan
Sebagian orang masih memakai talenan plastik untuk memotong makanan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bicara tentang peralatan masak yang digunakan di dapur, tidak jarang orang memilih alat murah atau yang paling mudah didapat, misalnya talenan plastik. Meskipun terdengar seperti hal yang lumrah, namun pilihan ini rupanya memiliki risiko bahaya tersembunyi.
Talenan merupakan peralatan dapur yang biasa digunakan untuk memotong bahan makanan. Melalui akun TikTok-nya, dokter osteopati asal AS, Poonam Desai, memperingatkan beberapa risiko yang timbul akibat penggunaan talenan plastik untuk memotong makanan.
Menurut dr Desai, penggunaan talenan plastik dapat meningkatkan paparan terhadap mikroplastik yang berpotensi membahayakan tubuh. Sebaliknya, ada baiknya memilih talenan kayu jika memungkinkan.
Dalam konten yang dibagikan ke lebih dari 200 ribu pengikutnya di TikTok, dr Desai mengawali kalimatnya dengan mengatakan dia adalah seorang dokter dan tidak menggunakan talenan plastik.
"Tahukah Anda bahwa talenan plastik sebenarnya dapat melepaskan ribuan mikroplastik setiap kali kita menggunakannya?" kata dr Desai.
Talenan plastik juga bisa lebih berisiko dalam hal bakteri. Alat ini cenderung menampung lebih banyak bakteri dibandingkan talenan kayu.
Mikroplastik adalah pecahan kecil dari sampah plastik. Itu bisa ditemukan di laut dan sungai serta beberapa makanan dan minuman.
Mikroplastik telah terbukti merusak sel manusia dan jika dikonsumsi oleh manusia, ia dapat merusak sistem endokrin, jaringan organ dan kelenjar dalam tubuh serta sistem reproduksi. Dokter Desai melanjutkan bahwa mikroplastik adalah pengganggu endokrin dan dapat membahayakan kesehatan.
"Jadi kita benar-benar perlu menghindarinya," ujar dr Desai, seperti dilansir dari laman Express, Senin (12/2/2024).
Cara membersihkan talenan juga bisa menimbulkan risiko tertentu. Jika menggunakan talenan plastik, pastikan untuk tidak memasukkannya ke dalam mesin pencuci piring karena suhu panas dapat membuat materi plastik semakin larut.
Secara pribadi, dr Desai mengaku lebih memilih talenan kayu. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Ecotoxicology and Public Health pada 2023 menemukan bahwa talenan plastik berpotensi menjadi sumber mikroplastik yang signifikan dalam makanan.
Berdasarkan asumsi, diperkirakan paparan tahunan per orang adalah sebesar 7,4 hingga 50,7 gram mikroplastik dari talenan polietilen dan 49,5 gram mikroplastik dari talenan polipropilen. Lebih lanjut, diperkirakan bahwa seseorang dapat terpapar 14,5 juta hingga 71,9 juta mikroplastik polietilen setiap tahunnya, dibandingkan dengan 79,4 juta mikroplastik polipropilen yang berasal dari talenan.
Studi ini mengidentifikasi talenan plastik sebagai sumber mikroplastik dalam makanan manusia, sehingga memerlukan perhatian yang cermat. Namun , penelitian ini tidak menemukan mikroplastik memberikan efek buruk pada tikus yang dijadikan subjek. Studi toksisitas awal dari mikroplastik polietilen tidak menunjukkan efek buruk pada kelangsungan hidup sel fibroblas tikus selama 72 jam.