Hari Pemungutan Suara, BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah
Ada sejumlah daerah di Jateng yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem.
REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada hari pemungutan suara Pemilu 2024, Rabu (14/2/2024). Penyelenggara pemilu diminta waspada, khususnya di daerah yang dinilai rawan terdampak bencana hidrometeorologi.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap, Teguh Wardoyo, mengatakan, Stasiun Meteorologi Ahmad Yani, Semarang, sudah merilis prakiraan cuaca pada 14 Februari 2024.
Diprakirakan ada potensi cuaca ekstrem di sejumlah daerah wilayah Jateng, antara lain di Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, Kabupaten dan Kota Magelang, Boyolali, Temanggung, dan Salatiga.
Selain itu, Kabupaten dan Kota Semarang, Kendal, Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Tegal, serta wilayah Brebes dan sekitarnya.
“Prospek cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh kondisi dinamika atmosfer berupa aktivitas monsun Asia, yang disertai adanya potensi seruakan dingin dan aktifnya gelombang atmosfer Rossby Ekuator, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan massa udara basah di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator, termasuk sekitar wilayah Jawa Tengah,” kata Teguh, Selasa (13/2/2024).
Potensi cuaca ekstrem itu juga disebut dipicu oleh daerah konvergensi dan belokan angin yang terpantau di sekitar Jateng, serta labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal di Jateng.
“Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang dapat disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah Jawa Tengah,” ujar Teguh.
Kondisi cuaca ekstrem itu dapat memicu terjadinya bencana, seperti banjir dan longsor. Karena itu, BMKG mengimbau penyelenggara pemilu untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem ini, khususnya di lokasi tempat pemungutan suara (TPS), yang rawan terdampak bencana.