TKN Sebut akan Buktikan Tuduhan Curang dari Kubu AMIN dan Ganjar-Mahfud tak Benar
Kubu AMIN dan Ganjar-Mahfud bersatu menginvestigasi seluruh kecurangan pemilu.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Ahmad Muzani merespons tudingan Pilpres 2024 diwarnai kecurangan yang dilontarkan kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies-Muhaimin dan nomor urut 3, Ganjar-Mahfud. Pihaknya mengaku akan membuktikan bahwa tudingan itu tidak benar.
"Ya nanti kami akan buktikan bahwa anggapan dan tuduhan itu tidak benar," kata Muzani kepada wartawan usai mendampingi Prabowo menziarahi makam Habib Ali Kwitang di Kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).
Setelah pemungutan suara Pilpres 2024 digelar pada Rabu (14/2/2024), hasil hitung cepat atau quick count hampir senua lembaga survei menunjukkan bahwa Prabowo-Gibran unggul dengan raihan suara hampir 60 persen. Setelah itu, kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud kompak menyatakan telah terjadi kecurangan.
Kubu Anies-Imin menyebut telah terjadi kecurangan bersifat terstruktur, sistematis, dan masif (TSM). Adapun kubu Ganjar-Mahfud menyatakan telah menemukan indikasi kecurangan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kedua kubu itu kini berencana bersatu untuk menginvestigasi semua kecurangan yang terjadi.
Muzani tak berbicara banyak terkait tudingan tersebut, selain menyatakan akan membuktikan bahwa itu tidak benar. Dia justru lebih banyak berbicara soal rencana mengajak partai-partai lain masuk barisan pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.
Kekuatan mayoritas di parlemen, kata dia, diperlukan untuk memastikan pemerintahan Prabowo berjalan mulus. Sebab, berdasarkan hasil quick count, partai pendukung Prabowo-Gibran kini baru meraih 42,85 suara, sehingga raihan kursinya di parlemen kemungkinan tak mencapai 50 persen.
"Lebih banyak (partai yang menjadi pendukung Prabowo-Gibran), lebih baik supaya pemerintahan ini kuat, bisa didukung oleh kekuatan mayoritas parlemen," kata Muzani.
Dia belum bisa mengungkapkan jumlah partai yang akan diajak bergabung dalam barisan pendukung pemerintahan Prabowo dan jumlah partai yang akan ditinggalkan agar menjadi oposisi. Sebab, desain kerja sama politik antara partai-partai koalisi pengusung Prabowo-Gibran dan partai kompetitor masih dalam proses perancangan.
"Mestinya program-program kerakyatan, program-program pemerintahan akan makin efektif kalau didukung oleh mayoritas kekuatan di Senayan," kata Muzani ketika ditanya apakah pihaknya akan menyisakan sejumlah partai agar tercipta kekuatan oposisi.
Muzani menyebut, pihaknya sudah mulai dan akan terus berkomunikasi dengan partai-partai pengusung Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. Komunikasi dilakukan atas perintah Prabowo.
"Pak Prabowo meminta kepada kami untuk terus berkomunikasi dengan para pemimpin partai politik dan kekuatan-kekuatan yang kemarin tidak mendukung beliau," kata Muzani.
Dia menambahkan, Prabowo akan turun langsung menemui tokoh-tokoh pendukung Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. Namun, dia enggan menyebutkan nama-nama tokoh itu.
"Tadi baru saja juga beliau menyampaikan akan mendatangi beberapa tokoh yang juga tidak mendukung beliau," kata Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu.
Sementara itu, pengamat politik dari Citra Institute, Efriza memprediksi Prabowo sebagai pemenang Pilpres 2024 versi quick count akan mengajak Nasdem, PKB, dan PPP bergabung dalam koalisi pendukung pemerintahannya. Apabila berhasil merangkul tiga partai tersebut, maka tersisa dua partai yang akan menjadi oposisi di parlemen, yakni PDIP dan PKS.