Pengamat Ungkap Alasan Visi Perubahan AMIN tak Berhasil Gaet Pemilih Muda

Prabowo-Gibran dinilai lebih unggul gaet pemilih muda.

Republika/Putra M. Akbar
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menyampaikan keterangan pers di posko pemenangan di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Rabu (14/2/2024). Pada konferensi pers tersebut Anies dan Muhaimin menyampaikan masih menunggu keputusan resmi rekapitulasi penghitungan suara dan akan menghormati hasil akhir yang dikeluarkan dari KPU.
Rep: Eva Rianti Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendiri Alvara Research Center Hasanuddin Ali menyampaikan pandangannya mengenai paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar ‘AMIN’ yang tidak unggul di kalangan pemilih muda atau generasi Z. Padahal AMIN mengusung visi perubahan yang cenderung lebih dekat dengan anak muda.

Menurutnya, AMIN tidak mengemas visi perubahan dengan bahasa yang lebih ringan dan mudah dipahami anak-anak muda. “Saya kira dari sisi packaging/ kemasannya tidak terlalu sampai kepada pemilih muda, kan isu perubahan itu isu berat sebetulnya. Nah isu yang maha berat ini tidak berhasil dipecahkan (menjadi lebih ringan) oleh paslon 01,” kata Hasanuddin kepada Republika.co.id, Sabtu (17/2/2024).

Baca Juga



Sementara di sisi lain, anak-anak muda atau generasi Z adalah kalangan yang cenderung akrab dengan konten-konten di media sosial yang ringan atau receh. Sehingga visi perubahan dengan bahasa yang tidak ringan tidak akan tersampaikan kepada anak muda.

“Karena konten-konten digital yang sekarang banyak beredar di anak-anak muda itu sebagian besar isinya konten receh, nah substansi perubahan yang temanya sangat berat itu dari sisi packaging tidak sampai ke anak-anak muda. Bahasa-bahasa yang digunakan masih terlalu bahasa-bahasa yang lumayan berat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hasanuddin menyebut di media sosial, anak-anak muda mendapatkan informasi yang sangat banyak dan masif. Sehingga bisa dibilang tidak punya waktu untuk menelaah hal-hal yang berat seperti berbagai isu perubahan yang digaungkan AMIN dengan bahasa yang tidak ringan.

“Kan anak-anak muda kita dengan adanya digital informasi yang masuk ke mereka luar biasa banyak dan masif sekali, sehingga mereka tidak punya cukup waktu utk mencerna secara lebih dalam berbagai isu sehingga isu-isu yang mereka terima adalah isu-isu yang instan, receh dan cepat menancap di benak mereka. Kalau dengar konten yang berat langsung ditinggal saja dengan anak muda,” jelasnya.

Di antara isu yang mudah ditangkap oleh generasi muda adalah program unggulan yang ditawarkan oleh paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran seperti ‘bagi susu gratis’ dan ‘bagi makan siang gratis’.

Mengutip hasil exit poll Kompas, paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh posisi unggul berdasarkan aspek demografis, mulai dari usia atau generasi hingga segmen agama.

Berdasarkan segmen usia atau generasi tercatat ada lima jenis generasi, yakni generasi Z (usia di bawah 26 tahun), gen Y-muda (usia antara 26-33 tahun), gen Y-madya (34-41 tahun), dan gen X (42-55 tahun), serta baby boomers (56-74 tahun).

Hasilnya, sebanyak 65,9 persen gen Z memilih Prabowo-Gibran, disusul AMIN sebanyak 16,7 persen, lalu Ganjar-Mahfud 9,6 persen. Pada gen Y-muda, Prabowo-Gibran memperoleh 59,6 persen, AMIN 20,2 persen, dan Ganjar-Mahfud 11,7 persen.

Adapun, pada gen Y-madya, Prabowo-Gibran mendapatkan suara yang masih dominan yakni 54,1 persen, AMIN 22,3 persen, dan Ganjar-Mahfud 13,9 persen. Pada gen X, suara sebanyak 49,1 persen diperoleh Prabowo-Gibran, disusul AMIN 24,3 persen, lalu 16,4 persen untuk Ganjar-Mahfud. Kemudian usia baby boomers, Prabowo-Gibran mendapatkan suara 43,1 persen, AMIN 25,7 persen, dan Ganjar-Mahfud 21,3 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler