Jalani Induksi Laktasi, Betulkah Waria Bisa Hasilkan ASI yang Sama Baiknya dengan Ibu?
Waria diklaim bisa hasilkan ASI berkualitas dengan induksi laktasi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Publik Inggris dibuat geger dengan bocornya sebuah surat dari Direktur Medis Rumah Sakit University Hospitals Sussex NHS Foundation Trust. Surat itu menyebut bahwa air susu yang diinduksi obat dari perempuan transgender yang terlahir sebagai laki-laki dan air susu ibu adalah makanan ideal untuk bayi.
NHS Trust mengatakan susu yang diinduksi obat dari waria sama baiknya seperti halnya air susu ibu. Dalam surat tersebut, Direktur Medis mengeklaim ada bukti yang banyak sekali dan jelas bahwa ASI adalah makanan ideal untuk bayi. Pernyataannya mengacu pada air susu ibu dan "induksi laktasi" pada "ibu" yang laki-laki secara biologis.
"Bukti yang ada menunjukkan bahwa sekresi dari payudara waria sebanding dengan ASI yang dihasilkan setelah kelahiran bayi," kata Direktur Medis itu.
Dokumen tersebut terungkap sebagai bagian dari laporan lembaga think-tank Policy Exchange. Di sisi lain, juru bicara University Hospitals Sussex NHS Foundation Trust mengatakan bahwa pihaknya berpegang pada fakta-fakta dalam surat tersebut dan bukti-bukti yang mendukungnya.
Dilansir Daily Mail, Senin (19/2/2024), surat tersebut dikirim atas nama Ketua Eksekutif Trust sebagai tanggapan atas keluhan kelompok kampanye mengenai kebijakan-kebijakan gender Trust. Mereka membela praktik kontroversial "laktasi yang diinduksi" melalui pengobatan yang ampuh untuk memungkinkan perempuan transgender melakukan simulasi menyusui.
Mereka juga mengeklaim bahwa istilah "ASI" dimaksudkan netral dan tidak bias gender. Dalam menjelaskan kebijakan-kebijakannya, Trust mengutip studi ilmiah selama lima bulan pada 2022 yang mengukur konsentrasi testosteron dalam susu bayi dan menemukan tidak ada efek samping yang dapat diamati pada para bayi dari waria "menyusui".
Namun, para ahli menolak sederet klaim tersebut. Para hali menunjukkan kurangnya studi ilmiah mengenai efek-efek samping tersebut.
"Hanya sedikit publikasi dan sebagian besar belum meneliti apa yang ada di dalam 'susu' itu sendiri," ujar seorang pakar medis.
Keamanan obat-obatan yang diberikan kepada laki-laki untuk bisa "memproduksi air susu (seperti ibu)" menjadi kekhawatiran utama. Obat-obatan yang diberikan dapat menyebabkan beragam masalah jantung.
"Mereka juga menunjukkan bahwa hasilnya menghasilkan susu yang sangat sedikit. Jumlahnya hampir cukup untuk satu kali pemberian per hari," kata pakar yang sama mengungkapkan kepada The Mail pada Ahad (18/2/2024).
University Hospitals Sussex Trust adalah anggota program "Diversity Champions" yang kontroversial dari Stonewall mengakui bahwa kebijakannya diambil berdasarkan saran dari organisasi eksternal. Mereka menolak untuk menjelaskan organisasi mana yang dimaksud.
Meskipun demikian, Trust menolak tuduhan para aktivis bahwa kebijakan mereka jelas-jelas bias terhadap tuntutan kaum transgender dibandingkan kepentingan anak-anak. Trust menyebut mereka memperhatikan kesejahteraan dan perlindungan anak-anak dengan sangat serius.
Trust juga menolak untuk mengungkapkan berapa banyak kelahiran di rumah sakit yang dilakukan oleh laki-laki transgender. Mereka hanya mengakui bahwa jumlahnya adalah sangat kecil.
Anggota parlemen dari Partai Buruh, Rosie Duffield, merespons surat itu dengan mengatakan bayi tidak boleh digunakan sebagai kelinci percobaan demi gaya hidup pilihan orang lain.
"Ketika seorang pria belum dan tidak bisa memiliki bayi, mengapa kita memenuhi hawa nafsu untuk hal ini? Siapa yang diuntungkan? Bukan anak-anak. Kami tidak akan melakukan eksperimen medis lainnya pada bayi. ASI yang dibuat oleh ibu kandung bayi dibuat khusus untuk bayi tersebut," ujar Duffield.
Duffield juga memperingatkan etika penggunaan bahan kimia yang belum diuji pada anak-anak. Dia mengingatkan bahwa penggunaan istilah "ASI" oleh NHS Trust untuk sekresi cairan dari "ibu" dan perempuan transgender berisiko mengingkari keberadaan perempuan.
Selain itu, Lottie Moore, Kepala Kesetaraan dan Identitas Policy Exchange, mengatakan surat tersebut tidak berimbang. Isi surat itu disebut naif karena menyebut sekresi yang dihasilkan laki-laki dengan mengubah hormon dapat memberi nutrisi seperti yang bisa diberikan oleh air susu ibu.
Moore mengingatkan bahwa kesejahteraan anak harus selalu diutamakan dibandingkan politik identitas dan sistem kepercayaan yang diperebutkan yang tidak berbasis bukti.
"NHS [National Health Service] tidak seharusnya terlibat dalam omong kosong ini. Hal ini membahayakan hak-hak perempuan dan perlindungan anak,” ujar dia.
Sementara itu, Milli Hill, penulis The Positive Birth Book dan Give Birth Like a Feminist mengatakan menyusui bukanlah tentang pengalaman orang yang menyusui. Ini tentang memberi nutrisi dan mengasuh bayi.
Menurut Hill, tidak ada bayi baru lahir yang boleh digunakan sebagai alat untuk menegaskan identitas orang dewasa sebagai "perempuan", padahal mereka jelas-jelas bukanlah perempuan. Jika benar-benar perempuan, mereka tidak perlu mengonsumsi obat-obatan untuk mencoba mengeluarkan sedikit ASI dari putingnya.
Hill kemudian menuturkan tidak ada laki-laki yang mampu memproduksi ASI dalam jumlah yang cukup untuk memberi makan bayi secara eksklusif. Lagi pula, belum ada penelitian mengenai keamanan jangka panjang dari pemberian zat tersebut kepada bayi.
"Tidak ada alasan bagi orang dewasa untuk melakukan hal ini kepada bayi, dan saya akan menggambarkannya sebagai tindakan yang kasar. Mendukung pelanggaran seperti itu adalah aib bagi NHS Trust," kata Hill.