Depresi Kalah di Pemilu, Caleg dan Timsesnya Teriak-Teriak Datangi Padepokan Anti Galau

Pasca Pemilu kemarin, tercatat ada dua caleg yang mendatangi padepokannya.

Antara/Yusuf Nugroho
Perawat menata ruangan untuk calon pasien caleg yang mengalami depresi di Rumah Sakit Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Arie Lukihardianti

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sejumlah calon anggota legislatif (caleg) dan tim suksesnya yang kalah dalam Pemilu 2024, mendatangi Padepokan Anti Galau di Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Kedatangan mereka ke padepokan milik Ustadz Ujang Busthomi tersebut untuk menjalani terapi, untuk menghilangkan depresi dan menenangkan diri akibat kalah dalam Pemilu 2024.

Baca Juga


Pimpinan Padepokan Anti Galau, Ujang Busthomi, mengatakan pascapemilu kemarin, tercatat ada dua caleg yang mendatangi padepokannya. Adapula puluhan timses dari caleg gagal yang juga melakukan hal serupa.

Ujang mengatakan, baik para caleg maupun timses dari caleg yang gagal dalam Pemilu 2024, sejauh ini masih berada dalam kategori depresi ringan hingga menengah. Menurutnya, mereka masih bisa diajak bicara meski kadang tidak nyambung. ’Mereka juga banyak merenung. Tapi belum masuk kategori depresi parah,’’ kata Ujang, Selasa (20/2/2024).

Ujang menjelaskan, untuk para timses yang datang berobat kepadanya, kebanyakan akibat mengalami tekanan dari para calegnya. Pasalnya, perolehan suara calegnya tidak mencapai target. Padahal, caleg tersebut telah mengeluarkan biaya yang besar untuk pencalonannya.

‘’Tapi saat penghitungan suara, ternyata suara yang didapatnya tidak maksimal. Jadi timses itu dapat tekanan dari para calegnya,’’ kata Ujang.

Sementara itu, kondisi depresi tersebut salah satunya dialami oleh B Timses dari salah satu caleg DPRD Kota Cirebon yang kalah itu mendatangi Padepokan Anti Galau karena mengalami depresi. B datang dengan ditemani caleg yang selama ini didukungnya, yakni S.

Saat tiba di Padepokan Anti Galau, B terus-terusan berteriak. ‘’Pokokna dewan aing kudu dilantik (pokoknya dewan saya harus dilantik),’’ teriak B, sambil terus ditenangkan oleh calegnya.

S mengakui, dirinya pun mengalami kekecewaan mendalam karena gagal meraup suara. Padahal, dia sudah mengeluarkan biaya hingga ratusan juta rupiah. Biaya tersebut dikeluarkannya sejak awal membentuk tim pada 2022 dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Hal itu terus dilakukannya bersama timsesnya hingga Februari 2024.

Namun ternyata, dari target suara sekitar 1.500 suara, yang memilihnya hanya ratusan orang. ‘’Saya selaku caleg, pasti ada tekanan batin. Kita semua kan berharapnya menang, tapi Tuhan berkehendak lain. Kita ambil hikmahnya,’’ katanya.

Untuk itu, S datang bersama timsesnya tersebut ke Padepokan Anti Galau untuk meminta doa dan menenangkan diri. ‘’Kita kesini untuk menenangkan diri. Kita konsultasi dengan Pak Ustaz, supaya tenanglah,’’ katanya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler