Jerman Alokasikan Rp 64 Triliun untuk Hidrogen Hijau
Jerman akan menjadikan hidrogen sebagai sumber energi masa depan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jerman akan mengalokasikan dana publik hingga 3,53 miliar euro (sekitar Rp 64 triliun) untuk pengadaan hidrogen hijau dan turunannya antara tahun 2027 dan 2036. "Tujuan dari langkah pendanaan ini adalah untuk menyatukan penawaran dan permintaan, baik dari segi jumlah maupun harga. Dana tersebut akan berasal dari Dana Iklim dan Transformasi pemerintah," kata Kementerian Ekonomi Jerman, seperti dilansir Reuters, Rabu (21/2/2024).
Jerman berusaha untuk memperluas ketergantungan pada hidrogen sebagai sumber energi masa depan guna mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor-sektor industri yang sangat berpolusi yang tidak dapat dialiri listrik seperti baja dan bahan kimia, serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang diimpor.
Berlin harus mengimpor hingga 70 persen dari kebutuhan hidrogennya di masa depan karena negara dengan ekonomi terbesar di Eropa ini bertujuan untuk menjadi netral iklim pada tahun 2045. Demikian menurut strategi hidrogen yang diperbarui oleh pemerintah yang diterbitkan musim panas lalu.
Dana yang dialokasikan akan digunakan untuk mengkompensasi selisih antara harga penawaran dan permintaan. Kementerian saat ini sedang mendiskusikan rincian penggunaan dana baru tersebut dengan Komisi Eropa.
Dalam upaya untuk mempercepat peningkatan pasar global hidrogen hijau dan meningkatkan investasi, pemerintah meluncurkan proyek H2Global pada tahun 2021 dengan menggunakan "lelang ganda". Di bawah skema ini, hidrogen atau turunan hidrogen dibeli dengan harga murah di pasar dan dijual kepada penawar tertinggi.
"Ini sebuah permulaan. Tidak lebih, tidak kurang. Namun apakah jumlah ini akan cukup untuk meningkatkan perekonomian hydrogen Jerman akan sangat bergantung pada seberapa besar perbedaan antara harga penawaran dan permintaan yang berkembang," kata Helge Barlen, pakar hidrogen di AFRY Management Consulting.
Untuk memberikan gambaran mengenai dimensinya, Barlen mengatakan bahwa dengan selisih harga hipotetis sebesar 4 euro per kilogram hidrogen yang merupakan batas pendanaan tahap pertama H2Global, jumlah pendanaan ini akan mendukung hampir satu juta metrik ton selama 10 tahun.
“Hal ini dapat mengurangi sekitar 5 persen dari produksi tahunan industri baja Jerman, misalnya,” kata Barlen.
David Wenger, seorang pengembang proyek hidrogen, mengatakan bahwa pengumuman ini menunjukkan optimisme pemerintah terkait volume hidrogen hijau yang diproduksi secara global dalam waktu dekat dan seberapa cepat produksi akan ditingkatkan.
"Kenyataannya berbeda dengan apa yang dibayangkan oleh para politisi saat ini. Industri ini masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan teknologi, jadi saya rasa kita tidak akan melihat jumlah yang diumumkan pada tahun 2030," kata Wenger.