Pria Kanada Bunuh Satu Keluarga Muslim Diganjar Hukuman Seumur Hidup

Pembantaian itu adalah serangan anti-Muslim paling mematikan di Kanada.

REUTERS/Carlos Osorio
Pemakaman keluarga Muslim korban islamofobia di Islamic Centre of Southwest Ontario, London, Ontario, Kanada dihadiri ratusan pelayat, Sabtu (12/6). Tampak peti mati keluarga Afzaal yang dibungkus bendera Kanada.
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Masih ingat kasus pembunuhan sadis satu keluarga Muslim di Kanada oleh seorang pria memggunakan mobilnya? Pengadilan Kanada resmi menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada Nathaniel Veltman (23 tahun).

“Seorang penganut supremasi kulit putih telah melakukan terorisme ketika dia bertemu dengan sebuah keluarga Muslim yang sedang jalan-jalan sore,” kata seorang hakim Kanada ketika dia menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup karena pembunuhan itu.

Dilansir dari TRT World, Jumat (23/2/2024), keputusan pada Kamis tersebut adalah yang pertama di Kanada yang membuat hubungan antara supremasi kulit putih dan terorisme dalam kasus pembunuhan. Pada November 2023, Nathaniel Veltman dituntut atas empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama atau terencana, dan satu tuduhan percobaan pembunuhan dalam pembunuhan tiga generasi keluarga Afzaal yang juga membuat seorang anak laki-laki yatim piatu.

Dia mengakui menyerang keluarga dengan truk pikapnya pada Juni 2021 di London, Ontario. Penuntut berpendapat di persidangan bahwa dia berusaha mengintimidasi dan meneror Muslim. Pembela mengatakan dia telah menderita penurunan mental, yang bagaimanapun, tidak memenuhi persyaratan untuk pembelaan kegilaan.

Pengacaranya juga mengatakan dia berada dalam keadaan kebingungan yang ekstrem, setelah mengonsumsi jamur psilocybin halusinogen akhir pekan itu.

Baca Juga


Hakim Renee Pomerance dari...

Hakim Renee Pomerance dari Pengadilan Tinggi Keadilan Ontario, mengatakan Veltman telah merencanakan pembunuhan sadis selama berbulan-bulan dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan dia akan membunuh sebanyak mungkin Muslim dengan cara brutal seperti ini.

Mengingat pernyataan Veltman kepada polisi, dia berkata: "Dia ingin mengintimidasi komunitas Muslim. Dia ingin mengikuti jejak pembunuh massal lainnya, dan dia ingin menginspirasi orang lain untuk melakukan tindakan pembunuhan."

“Saya menemukan tindakan pelaku merupakan aktivitas teroris," kata hakim.

Kebencian yang memicu api

Di luar gedung pengadilan, anggota keluarga Afzaal mengungkapkan kesedihan mereka, menggambarkan kehampaan dan bekas luka.

"Keputusan tidak akan mengembalikan apa yang dicuri. Itu tidak akan memperbaiki bagian-bagian yang retak dari hidup kita, identitas kita dan keamanan kita," kata kerabat korban, Tabina Bukhari.

Pengacara pembela Christopher Hicks...

 

Pengacara pembela Christopher Hicks, sementara itu, mengatakan kepada wartawan bahwa dia sedang mempertimbangkan untuk mengajukan banding atas putusan hakim.

Juri dalam persidangan hampir 10 minggu mendengar Veltman telah menulis "manifesto teroris", yang ditemukan di komputernya. Dia mendukung nasionalisme kulit putih dan menggambarkan kebenciannya terhadap Muslim.

Hakim mencatat dia mengenakan "peralatan tempur", termasuk helm dan rompi antipeluru ketika melakukan aksinya. Veltman melewati keluarga Afzaal di jalan London pada Ahad malam yang hangat itu, kemudian dia membalikkan truk pikapnya dan menekan gas hingga melompat ke trotoar dan menabrak satu keluarga Muslim itu.

Salman Afzaal (46), istrinya Madiha Salman (44), Yumnah (15) putri mereka dan neneknya Talat Afzaal (74) meninggal di lokasi kejadian. Sedangkan seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun segera dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka serius dan berhasil diselamatkan. Ia menjadi yatim piatu dalam satu malam.

Pembantaian itu adalah serangan anti-Muslim paling mematikan di Kanada sejak penembakan di sebuah masjid di Kota Quebec pada 2017 yang menewaskan enam orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler