Studi: Sistem Kekebalan Tubuh Bayi tidak Lebih Lemah dari Orang Dewasa, Kok Bisa?

Sel T bayi yang baru lahir memiliki kinerja lebih baik daripada orang dewasa.

www.freepik.com
Penelitian baru menunjukkan bahwa bayi sebenarnya hanya menggunakan sistem kekebalan secara berbeda dari orang dewasa.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan telah lama percaya bahwa sistem kekebalan tubuh bayi yang baru lahir masih belum matang dibandingkan sistem kekebalan orang dewasa. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa bayi sebenarnya hanya menggunakan sistem kekebalan secara berbeda dari orang dewasa.

Baca Juga


Meski demikian, sistem kekebalan tubuh itu diterapkan sedemikian rupa sehingga efisien bagi keseluruhan fungsinya. Studi menjelaskan bahwa sel T (sel darah putih yang melindungi dari penyakit) bayi yang baru lahir memiliki kinerja lebih baik daripada orang dewasa dalam melawan berbagai infeksi.

Dikutip dari laman Cornell University, Sabtu (24/2/2024), hasil ini membantu memperjelas mengapa orang dewasa dan bayi memberikan respons yang berbeda terhadap infeksi. Temuan itu diyakini akan membuka jalan dalam mengendalikan perilaku sel T untuk aplikasi terapeutik.

Paparan penemuan tersebut termuat dalam makalah "The Gene Regulatory Basis of Bystander Activation in CD8+ T Cell" yang diterbitkan pada 23 Februari 2024 di jurnal Science Immunology. Pemimpin studi adalah Brian Rudd, profesor di Departemen Mikrobiologi dan Imunologi di Fakultas Kedokteran Hewan, dan Andrew Grimson, profesor di Departemen Biologi Molekuler dan Genetika di Fakultas Pertanian dan Ilmu Hayati Universitas Cornell.

Rudd menjelaskan, sistem kekebalan hampir selalu dilihat dari sudut pandang orang dewasa. Misalnya, sel T dewasa mengungguli sel T yang baru lahir dalam berbagai tugas, termasuk mengenali antigen, membentuk memori imunologis, dan merespons infeksi berulang. 

Hal itu menimbulkan keyakinan bahwa....

 

Hal itu menimbulkan keyakinan bahwa sel T bayi hanyalah versi yang lebih lemah dari sel T dewasa. Namun, selama pandemi Covid-19, banyak ilmuwan terkejut dengan hampir tidak adanya kasus penyakit itu pada bayi, sehingga keyakinan lama ini dipertanyakan.

Tertarik untuk memahami perbedaan terkait usia ini, Rudd dan Grimson menemukan bahwa sel T bayi yang baru lahir tidak mengalami kekurangan. Sebaliknya, mereka terlibat dalam bagian sistem kekebalan yang tidak memerlukan pengenalan antigen, yaitu bagian bawaan dari sistem kekebalan.  

Meskipun sel T dewasa menggunakan imunitas adaptif (mengenali kuman tertentu untuk kemudian melawannya), sel T pada bayi yang baru lahir diaktifkan oleh protein yang terkait dengan imunitas bawaan. Itu adalah bagian dari sistem imun yang menawarkan perlindungan cepat namun tidak spesifik terhadap mikroba yang belum pernah ditemui tubuh.

"Makalah kami menunjukkan bahwa sel T neonatal tidak mengalami gangguan, mereka hanya berbeda dari sel T dewasa dan perbedaan ini kemungkinan mencerminkan jenis fungsi yang paling berguna bagi inang pada tahap kehidupan yang berbeda," ungkap Rudd.

Hal ini memungkinkan sel T yang baru lahir melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh kebanyakan sel T dewasa, yakni merespons pada tahap awal infeksi dan bertahan melawan berbagai macam bakteri, parasit, dan virus yang tidak diketahui. Namun, sel T neonatal sebenarnya memiliki kemampuan yang lebih baik untuk melindungi inang terhadap infeksi tahap awal.

"Jadi, tidak mungkin dikatakan sel T dewasa lebih baik dari sel T neonatal atau sel T neonatal lebih baik dari sel T dewasa. Hanya saja, fungsinya berbeda," tutur Rudd.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler