Jelang Final Piala Carabao, Pochettino Pastikan Motivasi Chelsea Bukan Balas Dendam
Liverpool adalah mimpi buruk Pochettino.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bos Chelsea Mauricio Pochettino mengatakan bahwa tidak ada hubungan buruk antara dia dan manajer Liverpool, Jurgen Klopp saat mereka bersiap untuk saling berhadapan di final Piala Carabao pada Ahad (25/2/2024). Chelsea asuhan Pochettino kalah 1-4 dari Liverpool di Liga Primer pada akhir Januari, tetapi pelatih Argentina itu menegaskan dia tidak termotivasi oleh balas dendam menjelang final Piala Carabao.
Pada tahun 2019 lalu, ketika Pochettino menangani Tottenham, mereka kalah 0-2 dari Liverpool di final Liga Champions. Pertandingan itu dikenang karena keputusan handball kontroversial terhadap pemain Spurs Moussa Sissoko di menit pertama, yang menyebabkan Mohamed Salah mencetak gol untuk Liverpool.
Sementara pada bulan Januari, Liverpool mengalahkan Chelsea 4-1 di Liga Inggris. Meski telah menghabiskan biaya lebih dari 1 miliar poundsterling untuk membentuk tim mereka, Chelsea tidak memenuhi ekspektasi dalam pertandingan itu. Namun sejak itu, performa Chelsea semakin membaik, dengan hasil bagus di tiga laga tandang, termasuk hasil imbang 1-1 dengan Manchester City pekan lalu.
Ketika ia berharap untuk memenangkan trofi pertamanya di Inggris, Pochettino yang berusia 51 tahun mengatakan baik dia maupun para pemainnya tidak ingin membalas dendam terhadap Liverpool. "Tidak ada apa-apanya melawan Jurgen Klopp atau Liverpool," kata Pochettino dikutip dari Liverpool Echo, Ahad (25/2/2024).
"Kami senang bersaing dengan tim-tim terbaik dan Liverpool sebagai sebuah klub, dan Klopp dengan staf kepelatihannya serta para pemainnya, menurut saya mereka luar biasa. Anda senang bersaing dengan organisasi seperti ini," ujarnya.
Dia memastikan pertandingan melawan pelatih seperti Klopp dan tim sekelas Liverpool adalah pertandingan yang harus dinikmati, dan bukan dengan ambisi balas dendam.
"Melawan Klopp atau melawan Liverpool bukanlah hal yang pribadi untuk membalas dendam. Merupakan tantangan bagi kami untuk mengatakan 'kami memiliki kemungkinan untuk menulis sejarah, memenangkan trofi'. Itu adalah motivasi terbesar kami. Itu adalah motivasi saya," kata dia.
Chelsea menyusul kekalahan di Merseyside dengan kekalahan telak 4-2 di kandang dari Wolves yang membuat sebagian pendukung tuan rumah mencemooh tim. Sejak itu, suasana di sekitar klub telah meningkat secara signifikan, dengan hasil imbang di City yang didahului dengan kemenangan 3-1 berturut-turut di Aston Villa dan Crystal Palace yang telah memberikan harapan baru pada musim tim.
"Kami tidak bersaing (di Anfield)," kata Pochettino. "Jika Anda melihat dua menit pertama, kami tidak menyamai kapasitas mereka untuk bersaing. Kami menciptakan beberapa peluang dan (seharusnya) ada penalti setelah lima menit dengan (Conor) Gallagher yang mungkin mengubah situasi," ujarnya.