Benarkah Makan 7 Butir Kurma Ajwa Bisa Tangkal Racun dan Sihir?
Allah SWT menganugerahkan banyak nikmat melalui sejumlah makanan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian umat Muslim mungkin ada yang sering mengonsumsi kurma setiap harinya. Dari banyak jenis kurma, ada satu kurma yang dianggap memiliki kualitas tinggi, yaitu kurma ajwa.
Namun, apakah kurma, khususnya kurma ajwa, disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW? Juga apa manfaat mengonsumsi kurma dan benarkah kurma ajwa bisa menangkal sihir?
Dalam hadits shahih, diriwayatkan dari Sa'ad bin Abi Waqash, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَن تَصَبَّحَ كُلَّ يَومٍ سَبْعَ تَمَراتٍ عَجْوَةً، لَمْ يَضُرَّهُ في ذلكَ اليَومِ سُمٌّ ولا سِحْرٌ.
"Siapa yang di setiap pagi harinya makan tujuh butir kurma ajwa, maka racun maupun sihir tidak akan mencelakakan dirinya pada hari itu." (HR. Bukhari)
Hadits tersebut mengandung hikmah yang besar tentang kurma. Allah SWT telah menganugerahkan banyak nikmat yang begitu besar kepada hamba-Nya, termasuk keberkahan dan kesembuhan melalui sejumlah makanan.
Dari hadits itu pula, diketahui ada petunjuk...
Dari hadits itu pula, diketahui ada petunjuk dari Nabi Muhammad SAW untuk melindungi diri dari kejahatan racun dan sihir.
Dalam hadits tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa siapa yang makan tujuh buah kurma yang dinamai ajwa pada setiap pagi dalam keadaan perut kosong maka yang bersangkutan pada hari itu terlindungi dari zat beracun apa pun yang dapat menyebabkan penyakit atau kematian dengan cara apa pun, baik itu dengan cara menelan atau menghirupnya, atau terpapar melalui kulit, mata, atau melalui gigitan.
Kurma ajwa juga melindungi seseorang dari segala hal terkait sihir. Sihir yang dimaksud di sini adalah bacaan atau jimat yang digunakan penyihir bersama setan untuk menyakiti orang yang ingin disihirnya.
Karena itu, siapa pun yang makan tujuh kurma di pagi hari, Allah SWT akan melindunginya dari segala hal yang merugikan, secara fisik maupun psikologis.
Adapun penyebutan angka tujuh yang disebutkan dalam hadits tersebut adalah salah satu hal yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Namun, tidak diketahui apa hikmah di baliknya.
Seorang Muslim hanya perlu mengimaninya...
Seorang Muslim hanya perlu mengimaninya dan meyakini adanya keutamaan dan hikmahnya. Ini seperti pelaksanaan ibadah sholat yang telah ditetapkan jumlah rakaatnya tetapi tidak perlu dipertanyakan mengapa angka rakaatnya demikian. Juga seperti kewajiban bayar zakat, tidak dipertanyakan pula mengapa harus 2,5 persen.
Adapun jenis kurma yang disebut dalam hadits tersebut, para ulama berbeda pendapat, yaitu apakah hanya khusus pada kurma ajwa atau kurma-kurma lain secara umum. Teks yang termuat dalam hadits itu merujuk pada kurma ajwa secara umum.
Sedangkan dalam hadits lain, kurma yang disebut bersifat spesifik yang ditanam dari daerah tertentu. Seperti pada hadits yang diriwayatkan dari Sa'ad bin Abi Waqash, bahwa Nabi SAW bersabda:
«مَن أكَلَ سَبعَ تَمَراتٍ ممَّا بيْن لابَتَيها حينَ يُصبِحُ، لم يَضُرَّه سُمٌّ حتَّى يُمسِيَ»
"Siapa yang memakan tujuh butir kurma yang tumbuh di antara bebatuan hitam (di Madinah) pada pagi hari, maka dia tidak akan celaka akibat racun sampai waktu petang." (HR. Muslim)
Hadits di atas lebih mengkhususkan pada kurma yang ditanam di daerah tertentu dan daerah yang dimaksud adalah kota Madinah. Secara dzahir, kekhususan kurma ajwa Madinah adalah karena keistimewaan dakwah Nabi SAW selama di Madinah, dan bukan kekhususan atas jenis kurmanya. Sehingga, keumuman kurma yang disebut dalam hadits tersebut merujuk pada semua kurma ajwa.
Sumber: Dorar