Kena DBD, Hari ke Berapa yang Paling Kritis?

Angka kematian pasien DBD pada fase kritis tergolong tinggi.

www.pixabay.com
Anak sakit (ilustrasi). Penanganan yang baik pada fase kritis DBD merupakan kunci untuk mencegah komplikasi serius yang bisa berakibat fatal.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat perlu mewaspadai fase kritis pada pasien penyakit demam berdarah dengue (DBD). Fase berbahaya tersebut terjadi pada hari ketiga sampai keenam infeksi.

"Fase inilah titik kritis, angka kematian itu tinggi," kata dokter spesialis penyakit dalam Soroy Lardo dalam taklimat media via daring yang dilaksanakan pada Selasa tentang tata kelola penanganan demam berdarah dengue.

Dalam acara yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia tersebut, dr Soroy menguraikan tiga fase klinis penyakit DBD. Pada fase pertama, satu hingga tiga hari pertama infeksi, kadar virus pada tubuh tinggi dan terjadi peningkatan kekentalan darah disertai dehidrasi.

Dokter Soroy mengatakan, pada fase pertama pasien DBD harus terhidrasi dengan baik. Kebutuhan cairan tubuhnya harus dipastikan terpenuhi.

Fase kedua, yakni pada hari ketiga hingga keenam infeksi, merupakan fase kritis. Pada fase ini dapat terjadi komplikasi seperti syok, perdarahan, dan kerusakan organ serta penurunan kadar trombosit darah.

Dokter Soroy mengatakan bahwa angka kematian pasien DBD pada fase kedua tergolong tinggi. Penanganan yang baik pada fase ini merupakan kunci untuk mencegah komplikasi serius yang bisa berakibat fatal.

Baca Juga


Sementara fase ketiga merupakan fase pemulihan. Pada fase ini, pasien umumnya direkomendasikan untuk beristirahat.

"Jadi, biasanya saya menyarankan untuk istirahat lima hari karena bagaimanapun virus sisa itu masih ada dan pasien dalam tiga pekan masih dalam kondisi kadang-kadang lemah," kata Soroy.

Demam berdarah dengue disebabkan oleh infeksi virus dengue. Penyakit ini menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Dokter Soroy menjelaskan, gejala klinis yang umumnya dialami penderita DBD antara lain demam, nyeri di belakang mata, nyeri sendi, mual, muntah, dan muncul bintik merah pada kulit. Perkembangan penyakit tersebut dipengaruhi oleh faktor seperti imunitas tubuh dan muatan virus.

"Pasien-pasien yang disertai dengan diabetes atau (penyakit) jantung tentu imunitasnya juga sudah menurun dan ini progres untuk berat itu bisa muncul," tuturnya.

Mengenai viral load atau muatan virus, dr Soroy menjelaskan itu menggambarkan virulensi atau pertumbuhan tinggi. Viral load juga ada kaitannya dengan konsekuensi terhadap respons imun tubuh.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler