Houthi Diduga Kembali Menembakkan Roket ke Kapal yang Berlayar di Laut Merah
Kapal perang sekutu menembak jatuh lima drone pembawa bom milik Houthi.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pihak berwenang mengatakan sebuah roket meledak di samping kapal yang berlayar di pesisir Yaman. Roket itu diduga merupakan serangan terbaru Houthi yang sedang meningkatkan serangkaian serangannya di Laut Merah.
Kelompok yang menguasai wilayah terpadat di Yaman itu mengatakan serangan-serangan mereka di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas pada rakyat Palestina yang dibombardir Israel di Gaza. Amerika Serikat (AS) dan Inggris meresponnya dengan menyerang fasilitas-fasilitas Houthi di Yaman.
Lembaga pemantau pelayaran kapal komersil dan militer Inggris (UKMTO) melaporkan serangan terjadi 110 kilometer dari pesisir Pelabuhan Hodeidah, Yaman. Roket jatuh beberapa mil dari haluan kapal.
"Awak kapal dan kapal dilaporkan dalam keadaan selamat dan melanjutkan perjalanan ke pelabuhan berikutnya," kata UKMTO, Rabu (28/2/2023).
Perusahaan keamanan swasta Ambrey melaporkan kapal yang diserang tampaknya berbendera Marshall Island dan milik Yunani. Ambrey menambahkan kapal tanker minyak berbendera Panama dan milik Uni Emirat Arab (UEA) juga berada di dekat lokasi serangan.
Identitas kapal-kapal yang terlibat belum dapat diverifikasi secara mandiri. Houthi biasanya membutuhkan waktu beberapa jam untuk mengklaim serangan mereka dan belum melakukannya untuk serangan Selasa (27/2/2/2024) kemarin.
Sementara itu, Komando Pusat militer AS (CENTCOM) mengatakan kapal perang Amerika dan kapal perang sekutu menembak jatuh lima drone pembawa bom milik Houthi di Laut Merah.
Drone berasal dari daerah....
"(Drone tersebut berasal) dari daerah yang dikuasai Houthi di Yaman dan (telah ditetapkan) drone-drone itu merupakan ancaman terhadap kapal-kapal dagang dan kapal-kapal Angkatan Laut AS serta kapal-kapal koalisi di wilayah tersebut," kata Komando Pusat dalam sebuah pernyataan.
Sejak November, Houthi berulang kali menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan perairan di sekitarnya. Kapal-kapal tersebut termasuk satu kapal yang membawa kargo untuk Iran, penyandang dana utama Houthi, dan kapal bantuan yang kemudian menuju ke wilayah yang dikuasai Houthi.
Meskipun sudah lebih dari sebulan AS dan sekutu-sekutunya menggelar serangan udara ke fasilitas-fasilitas Houthi tapi kelompok itu tetap mampu melancarkan serangan yang signifikan. Pekan lalu, mereka merusak sebuah kapal di selat yang sangat penting dan menjatuhkan drone Amerika yang bernilai puluhan juta dolar.
Houthi bersikeras mereka akan melanjutkan serangan hingga Israel menghentikan operasi militernya di Jalur Gaza, yang telah membuat marah dunia Arab dan membuat Houthi mendapatkan pengakuan internasional.
Pada Sabtu (24/2//2024) CENTCOM mengatakan serangan Houthi ke kapal berbendera Belize pada tanggal 18 Februari menyebabkan tumpahan minyak sepanjang 18 mil (29 kilometer) dan memperingatkan bahaya tumpahan dari kapal kargo pupuk Rubymar.
Rubymar, kapal kargo yang terdaftar di Inggris dan dioperasikan Lebanon, diserang ketika berlayar melalui Selat Bab el-Mandeb yang menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden.
Houthi, kelompok Syiah Zaydi, merebut ibu kota Yaman pada tahun 2014 dan memerangi koalisi yang dipimpin Arab Saudi sejak tahun 2015. Suku Zaydi mereka menguasai kerajaan selama 1.000 tahun di Yaman hingga tahun 1962.