Respons Serangan Israel atas Pengantre Makanan di Gaza, Muhammadiyah: Tindakan Biadab

Muhammadiyah mengutuk keras penembakan para pengantre Makanan di Gaza

Republika TV/Mauhammad Rizki Triyana
Ketua PP Muhammadiyah, Buya Anwar Abbas mengutuk keras penembakan para pengantre Makanan di Gaza
Rep: Rahmat Fajar, Lintar Satria Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan tindakan pasukan Israel yang menembak warga Gaza, Palestina saat sedang mengantre bantuan merupakan tindakan biadab. 

Baca Juga


Menurut Anwar aksi mereka tidak lagi menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan dengan menembaki warga Gaza yang sedang mengantre bantuan.

Penembakan yang dilakukan pasukan Israel pada Kamis (29/2/2024) waktu setempat dilaporkan menyebabkan ratusan orang tewas. Militer Israel memberondong ribuan warga Gaza saat kelaparan mengantri bantuan.

"Coba saja bayangkan mereka itu dalam keadaan lapar dan sakit serta butuh makanan dan  obat-obatan lalu mereka yang ingin  mengambil bantuan tersebut,  oleh Israel mereka malah  justru dibombardir hingga menyebabkan ratusan warga meninggal," ujar Anwar kepada Republika.co.id, Jumat (1/3/2024). 

Anwar mengatakan tak banyak yang bisa dilakukan untuk melawan Israel dan sekutunya. Menurutnya yang paling memungkinkan adalah berdoa agar Allah SWT membalikkan situasi sehingga Israel dapat merasakan penderitaan seperti rakyat Palestina.

Anwar meminta kepada umat Islam di dunia agar selalu yakin bahwa Allah SWT bisa dengan mudah membalikkan situasi. Dan bukan tidak mungkin dunia akan berbalik mendukung Palestina.

"Siapa yang berbuat zalim kepada sesama didunia ini, dia tidak hanya akan mendapatkan balasannya nanti  di akhirat  tapi juga ketika  di dunia ini mereka juga akan menuainya dan akan mendapatkan balasannya ingatlah bahwa Tuhan itu tidak pernah tidur dan siksa-Nya itu sangat pedih," kata Anwar.

Di lokasi terpisah, pada Kamis (29/2/2024), pihak berwenang kesehatan Gaza mengatakan pasukan Israel menembaki orang-orang yang sedang menunggu bantuan di Kota Gaza. Serangan itu menewaskan 70 orang dan melukai 280 lainnya, salah satu rumah sakit mengatakan mereka menerima 10 jenazah dan lusinan pasien terluka.

Juru bicara militer Israel mengatakan mereka tidak mengetahui adanya penembakan di lokasi tersebut. Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qidra mengatakan insiden tersebut terjadi di bundaran al-Nabulsi di barat Kota Gaza.

Qidra mengatakan tim medis di Rumah Sakit al-Shifa kewalahan menghadapi jumlah dan keparahan luka dari puluhan orang yang terluka. Kepala Rumah Sakit Kamal Adwan di Kota Gaza, Hussam Abu Safieyah mengatakan ia menerima 10 jenazah dan lusinan korban luka dari insiden ini.

"Kami tidak tahu berapa banyak yang ada di rumah sakit lain," kata Safieyah dalam sambungan telepon, Kamis (29/2/2024).

Dalam pernyataannya Hamas mengatakan insiden itu dapat menggagalkan perundingan untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera. Israel mulai menyerang Gaza dari udara, darat dan udara sebagai balasan serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu.

Jumlah kematian di Jalur Gaza sejak meningkatnya konflik Hamas-Israel telah melampaui 30 ribu jiwa, dengan mayoritas dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Kamis (29/2/2024) .

“Korban tewas di Gaza telah melampaui 30 ribu orang – sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak,” tulis Tedros dalam platform X.

Kementerian Kesehatan  Palestina juga mengatakan bahwa 70.215 warga Palestina lainnya menderita luka-luka dalam periode yang sama.

Dalam 24 jam terakhir, militer Israel melakukan 11 aksi pembantaian di Jalur Gaza sehingga menyebabkan 96 orang gugur dan 172 lainnya luka-luka.

"Ada banyak orang yang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan, sementara tim penyelamat tidak bisa menjangkau mereka," kata kementerian tersebut.

Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober, yang diyakini telah menyebabkan hampir 1.200 warga Israel tewas.

Sekitar 85 persen warga Gaza telah mengungsi akibat agresi Israel tersebut dan seluruh warga Palestina di sana menderita kerawanan pangan, menurut PBB.

Ratusan ribu orang tidak punya tempat berlindung, sementara jumlah truk bantuan yang memasuki wilayah tersebut berkurang hingga kurang dari separuhnya jika dibandingkan dengan sebelum konflik.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Lewat putusan sementara pada Januari, mahkamah itu memerintahkan Israel untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil tindakan untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dapat disalurkan kepada warga sipil di Gaza.

Kelaparan Esktrem di Gaza - (Republika)

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler