Sirekap KPU: Raihan Suara PSI Melebihi Penambahan Suara PDIP Sepekan Terakhir

PSI mengalami lonjakan tinggi raihan suara di Sirekap KPU.

ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Petugas panitia pemilihan kecamatan (PPK) menginput data penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 ke dalam aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).
Rep: Febryan A Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raihan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 'meledak' atau melonjak drastis dalam enam hari terakhir. Lonjakan suara partai yang dipimpin anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep itu bahkan melampaui penambahan suara yang didapatkan PDIP, partai peraih suara terbanyak dalam Pileg DPR RI.

Baca Juga


Ledakan suara itu tampak dalam hasil penghitungan surat suara atau real count sementara yang dilakukan KPU menggunakan aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap). Data perolehan suara setiap partai dalam Pileg DPR RI itu dipublikasikan di laman laman web pemilu2024.kpu.go.id.

Hasil real count terhadap data dari 530.776 tempat pemungutan suara (TPS) per Senin (26/2/2023) pukul 06.00 WIB, menunjukkan, bahwa PSI mendapatkan 2.001.493 suara atau 2,68 persen. Adapun PDIP memperoleh 12.321.991 suara (16,52 persen)

Lantas, hasil real count terhadap 541.260 TPS per Sabtu (2/3/2023) pukul 13.00 WIB menunjukkan bahwa PSI sudah mendulang 2.399.469 suara atau 3,13 persen. PDIP tercatat mendapatkan 12.584.432 (16,41 persen).

Dari data tersebut tampak bahwa PSI mendapatkan tambahan 397.976 suara dan secara persentase bertambah 0,45 persen dalam enam hari terakhir. Sementara itu, PDIP mendapatkan tambahan suara 'hanya' 262.441 suara, tapi persentasenya turun 0,11 persen.

PSI satu-satunya partai yang mengalami lonjakan suara sebesar itu. Adapun data masuk untuk real count bertambah dari 10.484 TPS dalam enam hari terakhir. 

Restu Jokowi di panggung politik Kaesang. - (Republika)

 

Komisioner KPU RI Mochammad Afifuddin enggan berkomentar panjang lebar ihwal ledakan PSI di laman publikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) tersebut. Dia hanya menyatakan bahwa raihan suara resmi mengacu kepada hasil rekapitulasi manual berjenjang.

"Pokoknya, biar rekapitulasi berjenjang saja yang bicara (soal) angka-angka," kata Afif kepada wartawan di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Sabtu (2/3/2024). Rekapitulasi manual raihan suara dari pemilih dalam negeri diketahui kini sudah sampai di tingkat panitia pemilihan kecamatan (PPK).

Afif ogah menjawab ketika diminta tanggapannya ihwal munculnya isu penggelembungan suara terkait ledakan suara PSI tersebut. Dia langsung meninggalkan wartawan dan masuk ke dalam ruangan.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi heran melihat ledakan suara PSI hingga membuat persentase raihan suaranya lebih dari 3 persen. Sebab, hasil hitung cepat (quick count) yang dilakukan lembaganya menunjukkan bahwa raihan suara PSI hanya 2,81 persen.

Menurut Profesor Ilmu Politik UIN Jakarta itu, lonjakan suara PSI di Sirekap itu bukan hal yang normal. Pasalnya, data masuk sudah dari 64,75 persen dari total TPS. Dengan data masuk yang sudah besar, perubahan raihan suara seharusnya tak lagi signifikan.

"Sementara perolehan suara PSI 'meledak' hanya dlm beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini," kata Burhanuddin lewat akun X-nya yang telah terverifikasi, Sabtu.

Sebagai catatan, setiap partai politik peserta Pileg DPR RI berlomba-lomba meraih suara di atas ambang batas parlemen 4 persen. Sebab, partai yang total raihan suara nasionalnya tak melampaui ambang batas, maka tidak akan mendapatkan kursi di parlemen. Meski caleg-caleg yang diusung partai yang tak melampaui ambang batas parlemen itu mendapatkan suara tertinggi di daerah pemilihan (dapil), tapi semua itu percuma karena partainya tak akan dilibatkan dalam pembagian kursi.

 


Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie menyebut, 'ledakan' atau lonjakan drastis raihan suara partainya di laman publikasi Sirekap KPU merupakan hal yang wajar. Dia meminta semua pihak untuk tidak tendensius dan menggiring opini negatif terkait penambahan total raihan suara PSI dalam Pileg DPR RI 2024 itu.

"Penambahan, termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut," kata Grace dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (2/3/2024).

Grace menjelaskan, lonjakan suara itu wajar karena memang masih banyak data TPS yang belum masuk atau digunakan KPU dalam proses real count via Sirekap. Per Sabtu pukul 12.00 WIB, baru 65,73 persen data TPS yang digunakan KPU. Hasilnya, PSI tercatat meraih 3,13 persen suara secara nasional untuk Pileg DPR RI. 

"Hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat," kata Grace.

Grace juga merespons keraguan publik soal perbedaan raihan suara PSI versi hitung cepat (quick count) lembaga survei Indikator Politik Indonesia dan versi real count sementara KPU. Dia mengatakan, perbedaan raihan suara quick count dan real count juga terjadi pada partai lain.

Ia menjadikan PKB sebagai contoh. Hasil quick count menunjukkan bahwa partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu meraih 10,65 persen suara, sedangkan versi real count KPU sudah 11,56 persen. Ada selisih plus 0,91 persen.

Contoh lain adalah raihan suara Partai Gelora yang berdasarkan quick count 0,88 persen, sedangkan berdasarkan real count KPU sudah 1,44 persen. Ada selisih plus 0,55 persen.

PSI sendiri, lanjut dia, tercatat meraih 2,66 persen suara versi quick count. Adapun versi real count sementara KPU, PSI meraih 3,12 persen suara. Ada selisih plus 0,47 persen.

Grace menegaskan, selisih raihan suara PSI versi quick count dan real count jelas lebih kecil dibanding PKB dan Gelora. Karena itu, dia heran mengapa publik hanya menyoroti lonjakan raihan suara PSI.

"Kenapa yang disorot hanya PSI? Bukankan kenaikan dan juga penurunan terjadi di partai-partai lain? Dan itu wajar karena penghitungan suara masih berlangsung," kata caleg PSI di Dapil Jakarta III itu.

Dia meminta semua pihak  bersikap adil dan proporsional dalam melihat lonjakan suara PSI. Dia juga mengajak semua pihak untuk menantikan hasil penghitungan akhir KPU dan jangan "menggiring opini yang menyesatkan publik".

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler