Lima Langkah Mindful Eating untuk Cegah Obesitas

Dalam kurun waktu 10 tahun, terjadi peningkatan obesitas yang cukup signifikan.

Freepik
Ilustrasi makan sehat. Langkah pertama yang harus dijaga untuk menurunkan berar badan adalah membatasi gula, garam, dan lemak.
Rep: Rahma Sulistya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan RI menyebut obesitas merupakan masalah global yang berdampak pada dua miliar penduduk dunia dan mengancam kesehatan masyarakat, termasuk di Indonesia. Dalam kurun waktu 10 tahun, terjadi peningkatan obesitas yang cukup signifikan di Indonesia dari 10,5 persen di 2007 menjadi 21,8 persen di 2018.

Baca Juga


Obesitas sendiri sudah dinyatakan sebagai penyakit yang perlu diintervensi. Ahli Gizi dan Konten Kreator Healthy Lifestyle, Putri MJ mengatakan, langkah pertama yang harus dijaga untuk menurunkan berar badan adalah membatasi gula, garam, dan lemak. “Bisa juga menerapkan mindful eating,” ucap Putri dalam Peringatan Hari Obesitas Dunia yang diselenggarakan oleh Nutrifood di Jakarta, Senin (4/3/2024).

Ia menjelaskan, mindful eating adalah makan secara sadar. Ini dapat memperbaiki hubungan seseorang dengan makanan, karena biasanya mereka yang sudah obesitas, suka merasa menyesal ketika sudah menghabiskan banyak makanan. Ada juga yang untuk pelarian ketika lagi sedih atau kesel.

“Sebenarnya, mindful eating ini juga bisa membantu kita untuk diet atau menurunkan berat badan, tanpa stress dengan diet ketat,” ucap Putri yang memaparkan lima langkahnya.

Pertama adalah aware. Setiap orang harus aware dengan porsi dan frekuensi makanannya. Jangan sampai terbalik, misalnya makan es krim setengah piring tapi makan sayur hanya satu scoop. Justru makan sayur lah yang harus setengah piring sementara makan es krim cukup satu scoop.

Kedua adalah in the moment. Ketika dalam suatu kegiatan tertentu, misalnya sedang nonton Netflix atau bioskop, banyak orang biasanya sambil ngemil. “Itu adalah contoh makan yang terdistraksi. Ini akan meningkatkan kalori kita, karena kita nggak tahu makanan yang kita makan ini berapa,” kata dia.

Ketiga adalah savor atau menikmati aroma, rasa, dan teksturnya. Artinya, masih banyak orang yang menang menikmati makannya hingga tidak sadar ah makan terlalu banyak dan sudah kelebihan kalori. Baik itu dalam suatu kegiatan tertentu, atau lagi menikmati makanan terenak, diri sendiri harus sadar agar tidak makan berlebihan.

Keempat adalah observe atau....

 

 

Keempat adalah observe atau mengamati respons tubuh. Banyak orang yang masih belum bisa menyadari apakah dirinya benar-benar memang lapar, atau hanya mood. “Jadi sebenarnya kita nggak lapar, tapi karena abis nonton video mukbang, atau lagi jalan ke mal nyium bau roti, terus jadi pengen. Bedakan lapar fisiologis atau lapar emosional,” papar Putri.

Laper fisiologis terjadi karena perut memang benar-benar kosong. Tetapi lapar emosional itu biasanya perut tidak lapar lalu terkena stimulasi dari luar, akhirnya merasa seperti ingin makan, padahal tidak lapar. Amati juga jika perut sudah terisi dan cukup, maka segera berhenti, karena itu bagian dari observe. 

Dan kelima adalah non judgement. Ini dapat membantu memperbaiki hubungan seseorang dengam makanan, agar bisa makan tanpa rasa bersalah. “Jadi boleh makan coklat, makan es krim, apresiasi aja makanannya, tapi porsinya sesuai dengan aturan ‘aware’ tadi. Makan secukupnya sesuai dengan jenis bahan makanannya,” kata dia.

 

Bagi Putri, mencegah obesitas adalah kunci. Ia mengajak untuk memulai dengan memastikan tidur cukup minimal tujuh jam sehari, latihan fisik BBTT (Baik, Benar, Terukur, Teratur), memastikan nutrisi yang seimbang, serta memahami batasan konsumsi GGL, dan cara cerdas membaca label kemasan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler