Berbulan-bulan Macet di TB Simatupang, Depan Antam yang tak Kunjung Kelar

Pekerjaan proyek polder di Jalan TB Simatupang molor karena ada beberapa kendala.

Republika/Thoudy Badai
Pengendara terjebak kemacetan saat melintas di area proyek pembangunan kolam retensi di Jalan TB Simatupang, Jakarta, Selasa (5/3/2024). Kemacetan tersebut terjadi saat jam sibuk imbas dari pembangunan proyek kolam retensi yang memakan sebagian badan jalan. Adapun menurut Dinas SDA DKI Jakarta, proyek tersebut ditargetkan rampung pada bulan Februari 2024 ini. Meski demikian, hingga hari Selasa (5/3/2024) kawasan tersebut masih tampak sejumlah alat berat serta pagar pembatas area proyek.
Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Bayu Adji Prihammanda

Kawasan depan gedung Antam di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, lazim dikenal sebagai wilayah rawan kemacetan. Adanya proyek pembuatan polder atau kolam retensi yang dilakukan di kawasan itu membuat kemacetan makin menjadi.


Republika.co.id mencoba merasakan kemacetan itu pada Selasa (5/3/2024) sore. Perjalanan dimulai dari perempatan Ragunan menuju Jalan TB Simatupang arah Pasar Rebo, Jakarta Timur pada sekitar pukul 17.15 WIB.

Perjalanan terasa masih normal hingga lintas atas (flyover) Tanjung Barat, yang di bawahnya merupakan jalur rel rute Bogor-Kota. Waktu tempuh dari perempatan Ragunan hingga flyover Tanjung Barat hanya sekitar delapan menit.

Namun, ketika turun dari flyover itu ratusan kendaraan sudah mengantre untuk lewat. Sebagian mobil hendak masuk ke jalan tol melalui Pintu Tol Lenteng Agung 1. Sementara sebagian lainnya tetap mengambil jalur di Jalan TB Simatupang.

Pantauan Republika.co.id, sumber kemacetan dekat gedung Antam, tepatnya di samping Pintu Tol Lenteng Agung 1 mengarah ke Pasar Rebo. Di titik itu, terdapat kendaraan alat berat yang sedang mengerjakan proyek polder atau kolam retensi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Yang semula terdapat dua lajur di jalan itu, pekerja proyek kini menutupnya satu. Alhasil, terjadi penyempitan jalan yang menyebabkan kemacetan.

Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk melewati Jalan TB Simatupang di sisi Pintu Tol Lenteng Agung 1 itu mencapai lebih dari 30 menit. Padahal, jaraknya tak sampai satu kilometer.

Baru setelah melewati titik itu, kendaraan bisa kembali melaju dengan leluasa. Meski di depannya masih terdapat beberapa penutupan di sisi kanan dan kiri jalan.

Salah seorang pengguna jalan, Irfan Pauzi (36 tahun), mengaku, sangat terganggu dengan adanya proyek di Jalan TB Simatupang, yang menjadi biang kemacetan. Apalagi, proyek itu sudah berjalan sejak tahun lalu dan tak kunjung selesai.

"Kalau dapat orderan lebih lambat. Gak ada proyek aja sudah macet, apalagi ada proyek," kata lelaki yang bekerja sebagai tukang ojek daring itu kepada Republika.co.id, Kamis sore.

Irfan sedang istirahat sore itu di depan warung pinggir Jalan TB Simatupang. Sambil menunggu orderan lain, ia juga menatap kemacetan yang terjadi di depan matanya.

Menurut dia, setiap sore kemacetan pasti terjadi di Jalan TB Simatupang, tepatnya di depan Gedung Antam. Pasalnya, banyak masyarakat yang memanfaatkan

"Biasanya tiap sore, pas pulang kerja pasti macet parah. Apalagi kalau ada mobil proyek mau masuk, jadi (jalan) disetop dulu. Itu makin parah," kata dia.

Dia menyatakan, Jalan TB Simatupang memang merupakan jalur langganan macet. Ketika proyek belum dikerjakan di titik itu, jalur tersebut hampir pasti macet setiap sore.

Namun, kemacetan yang terjadi saat tak ada proyek masih bisa ditoleransi. "Kalau sekarang setengah jam bisa di Antam doang," ujar Irfan.

Dia pun berharap, pemerintah dapat mempercepat penyelesaian proyek tersebut. Apalagi, proyek itu dilakukan sejak tahun lalu dan belum juga selesai hingga hari ini.

"Kalau ada proyek, bisa lebih cepet aja kerjaannya. Sekarang kan di sana di bongkar, di sini juga. Jadi macet semua," ucap Irfan.

Salah seorang pekerja proyek pembuatan polder di Jalan TB Simatupang mengatakan, pekerjaan itu dilakukan sejak Maret 2023. Awalnya, proyek itu ditargetkan selesai pada Februari 2024, tapi molor karena sejumlah kendala di lapangan.

"Namanya proyek, kadang ada hambatan di lapangan. Kemarin aja ada kabel di bawah, jadi terganggu kerjaan," kata lelaki yang enggan disebut namanya itu.

Menurut dia, progres pekerjaan pembuatan polder di Jalan TB Simatupang sudah mencapai di atas 85 persen. Namun, ia belum bisa menentukan kapan proyek itu dapat selesai.

Sebelumnya, Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta mengeklaim progres pembangunan polder di Tanjung Barat, yang mencakup Jalan Raya Lenteng Agung, Jalan Nangka, dan Jalan TB Simatupang, sudah mencapai 90 persen. Direncanakan, proyek itu dapat selesai awal April 2024.

Ketua Sub Kelompok Pengendalian Banjir Dinas SDA DKI Jakarta, Ericson Indra Pulungan mengatakan, polder di kawasan Tanjung Barat sedang dilaksanakan pembangunan saluran sepanjang 450 meter di Jalan Lenteng Agung Raya dan pembangunan storage sepanjang sekitar 400 meter di depan Mal AEON, Tanjung Barat.

Bersamaan dengan itu juga dilaksanakan pembangunan saluran bawah jalan di Jalan Nangka Raya sepanjang sekitar 250 meter. Selain itu, juga dikerjakan saluran bawah tanah dengan metode jacking slury sepanjang 1.100 meter di Jalan TB Simatupang untuk mengalirkan air secara gravitasi langsung menuju Sungai Ciliwung.

Proyek atasi genangan...

Menurut Ericson, semua pekerjaan itu bertujuan mengatasi genangan yang kerap terjadi di Jalan Lenteng Agung. Sehingga diharapkan dengan adanya proyek ini genangan yang ada di jalan dapat berkurang dengan signifikan. "Manfaat dari proyek ini, yakni mereduksi debit banjir yang ke arah kawasan Poltangan."

Ericson berharap, dengan adanya polder atau kolam retensi dapat membantu mengatasi genangan yang kerap timbul di beberapa lokasi tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler