WHO: Anak-anak Gaza Alami Malnutrisi Akut

Satu dari enam anak di bawah dua tahun di Gaza utara mengalami malnutrisi akut.

EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Organisasi-organisasi PBB mengatakan tingkat malnutrisi anak-anak di Gaza utara "sangat ekstrem" dan tiga kali lipat dibanding di selatan pemukiman rakyat Palestina itu dimana masih ada bantuan.
Rep: Lintar Satria Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi-organisasi PBB mengatakan tingkat malnutrisi anak-anak di Gaza utara "sangat ekstrem" dan tiga kali lipat dibanding di selatan pemukiman rakyat Palestina itu dimana masih ada bantuan yang tersedia.

Baca Juga


Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Gaza dan Tepi Barat Richard Peeperkorn mengatakan satu dari enam anak di bawah dua tahun di Gaza utara mengalami malnutrisi akut.

"Ini terjadi bulan Januari, jadi situasinya tampaknya lebih buruk lagi saat ini," kata Peeperkorn merujuk data yang ia miliki saat ini, Selasa (5/3/2024).

Juru bicara Dana Anak-anak PBB (UNICEF) James Elder mengatakan tingkat malnutrisi anak di bawah lima tahun di utara Gaza tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan di Rafah, di selatan. Bantuan ke Gaza utara sangat terbatas sejak serangan Israel yang dimulai pada 7 Oktober lalu.

"(Hal ini menunjukan) ketika bantuan dapat masuk, maka bisa menyelamatkan nyawa," kata Elder.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan dalam beberapa hari terakhir setidaknya 15 anak meninggal akibat malnutrisi dan dehidrasi di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara. Seruan agar Israel mengatasi krisis kemanusiaan ini semakin besar sejak pembantaian yang dilakukan pasukan Israel terhadap warga Gaza yang menunggu bantuan kemanusiaan bulan lalu.

Pihak berwenang Gaza mengatakan 118 orang tewas dalam tembakan tentara Israel. Israel mengatakan korban tewas akibat terlindas atau tertabrak truk bantuan.

Elder mengatakan selain kelaparan resiko penyebaran penyakit juga semakin tinggi. Sembilan dari 10 anak di bawah lima tahun, sekitar 220 ribu anak, sakit dalam beberapa pekan terakhir.

"Hal itu menjadi spiral yang sangat kami takutkan: penyakit menular, kekurangan makanan, kekurangan air bersih, dan pemboman yang terus berlanjut, serta masih adanya diskusi mengenai serangan ke Rafah, yang merupakan kota anak-anak," kata Elder kepada para wartawan di Jenewa.

Ia merujuk pada rencana Israel untuk menggelar serangan darat ke Rafah yang menjadi tempat tinggal sementara 1,5 juta pengungsi Gaza. Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari serangan militer Israel di utara.

"Terdapat sekitar tiga perempat juta anak-anak yang tinggal di Rafah," kata Elder.

Bulan lalu Israel bulan lalu mengintensifkan pengebomannya di Rafah. Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan seperempat dari populasi Gaza atau sekitar 576.000 orang terancam kelaparan.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler