2024 Jadi Momentum Perkembangan Keuangan Digital, Ini Penyebabnya
Indonesia menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di ASEAN.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Ekonomi Digital Celios Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengungkapkan terdapat banyak potensi untuk pertumbuhan perbankan digital pada tahun ini. Nailul menuturkan, tahun ini akan menjadi momentum pesatnya perkembangan layanan keuangan digital di Indonesia.
"Industri perbankan dituntut untuk bisa beradaptasi dalam memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin banyak memanfaatkan teknologi digital," kata Nailul dalam paparan kinerja Amar Bank di Jakarta, Rabu (6/3/2024).
Dia menjelaskan hal tersebut disebabkan beberapa hal. Nailul mengungkapkan, preferensi masyarakat untuk layanan online banking atau mobile app dalam transaksi keuangan secara fisik menuntut pelaku industri perbankan untuk mendorong transformasi. Khususnya dalam layanan yang lebih cepat dan adaptif.
Selain itu, dia menjelaskan data Bank Indonesia menunjukkan perlambatan pertumbuhan akun kartu kredit yang seiring dengan kenaikan jumlah pengguna akun keuangan digital.
"Termasuk di dalamnya pembiayaan yang menunjukkan bahwa masyarakat akan lebih memilih pembiayaan digital daripada via kartu kredit," jelas Nailul.
Dia menambahkan, tahun ini masih akan diwarnai oleh konsolidasi industri perbankan yang bergerak menuju era digital. Hal itu terdapat proses akuisisi bank untuk menjadi bank digital baru, serta pengembangan ekosistem digital.
Nailul mengungkapkan, jumlah transaksi layanan keuangan digital pada 2025 diproyeksikan 1,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan 2023. "Ini dengan layanan pembayaran digital sebagai pendorong utama," tutur Nailul.
Selain itu, jumlah pelaku UMKM di Indonesia yang mencapai 64 juta juga menjadi peluang bagi perbankan digital. Khususnya untuk memperluas akses layanan keuangan termasuk pembiayaan usaha.
Dengan minimnya pengetahuan keuangan individu, Nailul menyebut perbankan digital perlu mempersiapkan sistem dan sumber daya manusia dengan keterampilan digital yang kuat. "Ini berfokus pada pengetahuan digital, penguasaan teknologi, dan kesiapan dalam menghadapi tantangan di masa depan untuk bisa berkompetisi di industri dan menghadirkan inovasi secara cepat dan adaptif," jelas Nailul.
Nailul menjelaskan potensi besar perbankan digital dalam pertumbuhan ekonomi nasional pada 2024. Indonesia menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di ASEAN. Selain itu juga diprediksi akan mencapai 109 miliar dolar AS pada 2025 dan perputaran uang di layanan keuangan digital di Indonesia sebesar 439 miliar dolar AS pada 2025.
"Sejalan dengan potensi ini, tendensi masyarakat yang semakin familiar dengan berbagai transaksi digital dapat menjadi momentum bagi bank digital untuk terus memperluas jangkauan produk dan layanan ke masyarakat, khususnya pelaku UMKM. Inovasi pada teknologi dan layanan menjadi kunci utama bagi para pemain bank digital untuk memenangkan kompetisi dalam sektor perbankan digital dan berkontribusi pada perekonomian Indonesia," tutur Nailul.
Sementara itu, Senior Vice President Technology Amar Bank Kevin Kane mengatakan inovasi digital dan kemajuan teknologi menjadi kunci bagi pelaku industri. Khsususnya untuk dapat lebih adaptif terhadap kebutuhan nasabah yang terus berkembang.
"Kami berupaya terus mengeksplorasi teknologi baru untuk memberikan solusi keuangan yang cepat, aman, dan nyaman bagi nasabah ritel maupun UMKM,” ucap Kevin.
Kevin memastikan, Amar Bank telah memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan machine learning seluruh kegiatan operasional. Hal itu termasuk layanan yang dipersonalisasi untuk nasabah.