Bengkulu Gelar Pasar Murah Serentak Selama Tiga Hari Jelang Ramadhan

Pasar murah ini agar semua warga bisa membeli beras dengan harga yang terjangkau.

Dok. Kementan
Pasar Murah yang diselenggarakan oleh Dinas perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu, bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, Bulog Provinsi Bengkulu dan beberapa produsen ini disambut baik oleh masyarakat dan sangat antusias untuk berbelanja berbagai kebutuhan pokok.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu menggelar pasar murah serentak di 10 kabupaten dan kota selama tiga hari menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2024.

"Setelah kami kaji data dari periode sebelum Covid, selama, dan pasca-Covid penyebab inflasi Ramadhan itu terjadi karena kenaikan belanja bahan pokok masyarakat pada H-1 Ramadhan. Melihat data itu, kami menggelar pasar murah selama tiga hari pada 8-10 Maret 2024 untuk stabilisasi harga," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Darjana di Bengkulu, Rabu (7/3/2024).
 
Dia mengatakan pasar murah menyediakan komoditas bahan pangan pokok masyarakat seperti beras, minyak goreng, gula, dan tepung terigu yang diprediksi akan menjadi komoditas yang memberikan pengaruh cukup signifikan pada inflasi dari kelompok pangan volatil.
 
"Pasar murah ini agar semua warga bisa membeli beras dengan harga yang terjangkau, tidak hanya beras yang utama, minyak goreng, terigu dan semua sembako, serta sayuran seperti cabai bawang," kata dia.
 
Dengan upaya tersebut, kata dia, TPID Provinsi Bengkulu optimistis inflasi daerah pada semester pertama 2024 bisa berada pada rentang target nasional 2,5 plus minus 1 persen.
 
"Kami lihat pola tiga tahun sebelum pandemi dan empat tahun setelah pandemi pola inflasinya itu mirip, biasanya H-1 Ramadhan itu harganya tinggi, lalu pada masa Ramadhan itu lebih rendah. Kalau polanya seperti itu mudah-mudahan di Maret dan April ini itu angkanya lebih rendah dari inflasi di Februari (dengan intervensi penanganan inflasi sebelum Ramadhan)," ucapnya.
 
Selain itu, TPID Provinsi Bengkulu juga mengupayakan pemenuhan produksi bahan pangan dengan menstimulasi dan membina kelompok tani. Pada Februari lalu program pertanian padi yang dibina Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu telah menggelar panen perdana.
 
Demonstartion plot padi berbasis total organik di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Lubuk Pinang, Kabupaten Mukomuko, yang dibina BI mampu menghasilkan gabah 13 ton per hektarenya.
 
"Setelah dilakukan pengubinan di 2 petak dengan luas masing-masing 625 meter persegi, dihasilkan 8,14 dan 8,12 kg. Sehingga, kalau dikonversi ke hektare akan dihasilkan sekitar 13 ton per hektare, jauh di atas produksi rata-rata padi yang sebesar 5,4 ton per hektare," kata Deputi Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Dhita Aditya Nugraha.
 
Pada Maret 2024 ini, BI Bengkulu bersama Pemerintah Kota Bengkulu dan Kelompok Wanita Tani Kerapu Makmur Kota Bengkulu juga menggelar panen gerakan tanam cabai merah. Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat mengurangi beban permintaan komoditas beras dan cabai merah yang saat ini cukup mempengaruhi kondisi inflasi Bengkulu.
 
Selain itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu intensif berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait soal kelancaran distribusi bahan pangan volatil. Hal itu tujuannya agar tidak terjadi sumbatan distribusi, terutama pada periode hari besar nasional dan keagamaan.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler