Tradisi Jelang Ramadhan, Unik dan Sudah Dilakukan Turun-temurun di Berbagai Daerah

Tradisi unik ini dilakukan masyarakat setempat untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

Antara/R. Rekotomo
Sejumlah anak membawa patung hewan imajiner warak saat mengikuti Karnaval Budaya Dugderan untuk menyambut datangnya bulan Ramadan, di Semarang, Jawa Tengah.
Rep: Santi Sopia Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada berbagai tradisi unik menyambut Ramadhan di berbagai daerah. Tradisi yang sudah dilakukan turun-temurun ini sebagai bentuk merayakan datangnya bulan puasa.

Baca Juga


Umumnya kebiasaan ini dilakukan secara berkelompok, baik bersama keluarga, sanak saudara maupun seluruh warga setempat. Berikut ini beberapa tradisi menyambut Ramadhan di berbagai daerah di Indonesia:

1. Nyorog (Betawi)

Nyorog merupakan tradisi yang dilakukan adat Betawi untuk menyambut datangnya Ramadhan dan Idul Fitri. Tujuannya mengingatkan bahwa sebentar lagi bulan suci Ramadan akan tiba dan sebagai ajang untuk saling bersilaturahmi. Dalam praktiknya, bisa meliputi berbagi bingkisan bahan makanan mentah, gula, susu, kopi, dan sebagainya.

2. Meugang (Aceh)

Tradisi Meugang adalah cara masyarakat Aceh dalam menyambut datangnya Ramadhan. Tradisi ini mengharuskan menyembelih hewan seperti kambing atau sapi. Hasil sembelihannya kemudian diolah untuk diberikan kepada yang membutuhkan dan dinikmati bersama. 

3. Cucurak (Bogor)

Cucurak menjadi ciri khas warga kebudayaan Sunda khususnya di Kabupaten dan Kota Bogor. Ini mengartikan bahwa masyarakat akan segera menjalani bulan Ramadan. Cucurak atau "curak-curak" merupakan bahasa Sunda yang artinya 'senang-senang' atau 'bersenang-senang'. Bentuknya bisa berkumpul bersama keluarga besar atau kolega.

4. Munggahan (Jawa Barat)

Munggahan biasa dilakukan pada akhir bulan Syaban (satu atau dua hari menjelang bulan Ramadhan). Tradisi ini dilakukan masyarakat Sunda di Jawa Barat, seperti Tasikmalaya. Bentuknya bisa bervariasi, seperti pergi berwisata atau berkumpul bersama keluarga dan kerabat, makan bersama (botram), saling bermaafan, dan berdoa bersama. 

5. Megibung (Bali)

Di Bali, masyarakat Muslimnya juga punta tradisi unik dalam rangka merayakan datangnya bulan suci Ramadhan. Dinamai tradisi Megibung, bentunya bisa berupa memasak masakan khas tradisional bersama-sama, seperti nasi dengan lauknya. Setelah selesai diolah, masyarakat pun ramai-ramai menyantap hidangan tersebut. Porsi yang disediakan bisa cukup besar, agar bisa dimakan bersama dari empat sampai tujuh orang.

Nomor 6...lanjutkan membaca>> 

6. Dugderan (Semarang)

Tradisi Dugderan dilakukan masyarakat Semarang sejak tahun 1800-an. Warga kerap merayakan datangnya bulan suci dengan melakukan kirab dan tabuh bedug. Ini menjadi festival khas Kota Semarang yang menandai dimulainya ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Kirab dimulai dari Balai Kota Semarang, dan berakhir di Masjid Kauman. Pemerintah biasanya menyiapkan pengaturan lalu lintas agar karnaval berjalan kondusif.

7. Megengan (Jawa Timur)

Megengan biasa dilakukan di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur dalam menyambut bulan Puasa. Megengan merupakan suatu peringatan bahwa dalam waktu dekat akan memasuki bulan Pasa (Ramadhan). Masyarakat biasanya berbondong-bondong untuk berziarah kubur terlebih dahulu. Setelah itu, megengan dimulai pada waktu petang hari dengan dihadiri oleh para tamu undangan. 

8. Malamang (Sumatra Barat)

Tradisi Malamang sudah berlangsung sejak ratusan tahun di kalangan masyarakat Muslim Minangkabau. Tradisi ini berlangsung dari peran Syekh Burhanuddin yang merupakan pembawa ajaran Islam di Minangkabau. Syekh Burhanuddin melakukan perjalanan ke daerah pesisir Minangkabau untuk menyampaikan agama Islam serta bersilaturrahmi ke rumah penduduk. Dari kunjungannya, masyarakat sering memberikan makanan yang masih diragukan kehalalannya. 

9. Mohibadaa (Gorontalo)

Tradisi Mohibadaa biasanya melibatkan remaja untuk berdandan menjelang Raamadhan. Remaja putri akan dipakaikan bedak, bukan dengan bedak modern, tetapi dengan racikan tradisional khas Gorontalo. Bahan-bahan ini bisa terdiri atas beras  yang dihaluskan, kencur, kunyit dan lainnya

10. Mandi Belimau (Bangka Belitung)

Tradisi Mandi Balimau adalah tradisi menyambut bulan Ramadhan oleh masyarakat Melayu khususnya masyarakat Bangka Belitung dan Riau. Tradisi mandi Belimau merupakan tradisi yang dilaksanakan turun-temurun hingga saat ini. Mandi Belimau artinya pencucian atau pensucian lahir dan batin menggunakan air limau.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler