Gerakan Pangan Murah Serentak Digelar di Sejumlah Daerah Jateng

Total sekitar 24 ton beras disediakan untuk GPM di sejumlah kabupaten/kota.

ANTARA FOTO/Makna Zaezar
(ILUSTRASI) Kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM).
Rep: Antara Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) secara serentak di sejumlah kabupaten/kota, Jumat (8/3/2024). Ada berbagai komoditas pangan yang disediakan.

Baca Juga


Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan, GPM serentak ini merupakan salah satu tindak lanjut kesepakatan dalam High Level Meeting (HLM) TPID yang dilaksanakan pada Rabu (6/3/2024). GPM dilakukan merespons kenaikan harga sejumlah komoditas di pasaran menjelang bulan Ramadhan, salah satunya beras.

Pada Jumat ini, menurut Rahmat, GPM digelar serentak di Kota Semarang, Solo (Surakarta), Kabupaten Cilacap, Batang, dan Banyumas. “Beras yang dipasok dalam GPM serentak ini mencapai 24 ton,” kata Rahmat di sela-sela kegiatan GPM yang digelar di Kantor Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.

Dalam GPM di Semarang, disediakan setidaknya delapan ton beras, baik beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog maupun beras komersial. Beras SPHP dijual Rp 52 ribu per lima kilogram. 

Selain beras, ada berbagai komoditas yang disediakan, antara lain telur ayam ras, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, gula pasir, tepung, daging ayam, aneka daging sapi, aneka ikan beku, dan sayuran.

Rahmat mengatakan, GPM serentak akan kembali dilaksanakan pada 15 Maret dan 2 April 2024. Diharapkan adanya GPM ini dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pangan selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.

Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno, mengatakan, GPM serentak ini menjadi bagian dalam upaya mengendalikan inflasi, yang dipengaruhi kenaikan harga komoditas pangan, terutama beras.

“Harapannya, menjelang Ramadhan ini saudara-saudara kita sudah mempunyai persediaan (beras), sehingga harga-harga tidak terjadi gejolak yang signifikan,” kata Sumarno.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler