Teman yang Sebenarnya, Begini Penjelasannya
Teman yang baik adalah yang mengajak kita pada takwa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sesama Muslim dianjurkan untuk saling mengenal, saling membantu, saling mengingatkan, dan saling berbagi ilmu. Oleh karena itu, penting untuk memilih teman yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Berteman dengan orang yang bertakwa merupakan sebuah anugerah yang luar biasa. Orang yang bertakwa adalah individu yang mengutamakan hubungannya dengan Allah SWT dalam segala aspek kehidupannya. Mereka mencurahkan waktu dan usaha mereka untuk menjaga ketakwaan dan menjalankan segala perintah-Nya.
Salah satu manfaat utama berteman dengan orang yang bertakwa adalah mendapat inspirasi dan dorongan untuk meningkatkan kualitas spiritual diri. Ketika kita berada di sekitar mereka, kita akan terdorong untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbaiki amal ibadah, dan meningkatkan kesadaran akan akhirat.
Selain itu, berteman dengan orang yang bertakwa juga memperluas wawasan dan pemahaman kita tentang agama. Mereka dapat menjadi sumber pengetahuan yang berharga dalam memahami ajaran Islam secara le bih mendalam.
Maka, berteman dengan sesama Muslim sangat dianjurkan oleh Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam Surat al-Hujurat ayat 10, yang berbunyi:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat: 10).
Dalam hadis lain juga dijelaskan bahwa setiap orang Muslim harus berteman dengan orang Muslim lainnya, dan tidak dianjurkan untuk berteman dengan non Muslim. Seperti dalam hadis berikut:
اَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا,وَلاَ يَأْكُلُ طَعَامَك َإِلاَّ تَقِيٌّ
Janganlah engkau berteman melainkan dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu melainkan orang yang bertakwa.! (HR Abu Dawud).
Dalam ceramah Muhammad bin Anies Shahab di Kanal Youtube Binanies TV, menjelaskan makna hadis di atas. Menurutnya, berteman dengan non Muslim lama kelamaan bisa menggerus iman seseorang terhadap Allah SWT.
Lihat halaman berikutnya >>>
Akan tetapi, jika hubungannya hanya sebatas rekan bisnis, keperluan mendesak, berniaga, atau keperluan lain yang mengharuskan berkomunikasi dengan non Muslim masih bisa dilakukan.
Rasulullah SAW juga semasa hidupnya pernah berkomunikasi dengan non Muslim, pernah saling membantu, saling mengenal. Tapi, hubungan tersebut hanya sebatas keperluan saja, tanpa ada ketertarikan untuk mengikuti agamanya mereka.
Yang dimaksud tidak boleh berteman dengan non Muslim ialah, ketika seseorang dengan sengaja berteman hanya sekedar iseng, nongkrong, main bersama, melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, maka tidak diperbolehkan.
Khawatirnya, setan menyukai hubungan seperti itu sehingga setan terus menggoda iman seorang Muslim untuk meninggalkan kewajibannya dan memilih mengikuti ajaran-ajaran dari temannya yang non Muslim.