Cara Menjadi Seorang Muslim yang Produktif
Muslim yang produktif akan memberikan banyak manfaat kepada orang lain.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Waktu merupakan aset berharga yang kita miliki, dan cara terbaik untuk menghargainya adalah dengan memanfaatkannya sebaik mungkin.
Dalam ajaran Islam, waktu dianggap sebagai salah satu nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia. Memanfaatkan waktu dengan baik adalah sebuah tuntutan yang penting dalam kehidupan seorang Muslim, karena waktu merupakan amanah yang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Islam juga menekankan pentingnya memanfaatkan waktu untuk meningkatkan pengetahuan dan memperdalam pemahaman terhadap ajaran agama. Membaca Alquran, mempelajari hadis-hadis Rasulullah SAW, dan mengikuti pengajian merupakan cara-cara untuk memanfaatkan waktu dengan baik dalam konteks keagamaan.
Kegiatan yang bermanfaat dapat memperkaya diri secara spiritual, seorang Muslim juga dapat memperoleh kedamaian batin dan memperkuat iman.
Tidak hanya itu, Islam juga mendorong umatnya untuk memanfaatkan waktu dalam melakukan amal kebaikan dan berbuat baik kepada sesama.
Rasulullah SAW bersabda bahwa:
“Tidaklah ada suatu hari pun di mana hamba-hamba Allah masuk pada waktu pagi harinya, kecuali ada dua malaikat yang turun. Maka salah satu di antara mereka berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti kepada orang-orang yang berinfak.” Dan malaikat yang lainnya berdoa, “Ya Allah berikanlah kerugian kepada orang-orang yang menahan hartanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, waktu merupakan kesempatan emas untuk beramal sholeh dan menyebarkan kebaikan kepada orang lain, salah satunya dengan bersedekah.
Adapun beberapa aktivitas bermanfaat yang bisa dilakukan oleh setiap Muslim di setiap harinya. Di antaranya yaitu:
Pertama, memanfaatkan waktu pagi untuk beribadah
Waktu pagi diisi mulai dengan melaksanakan sholat malam, sholat subuh dan qabliyah, dzikir pagi, membaca Alquran, olahraga, sholat dhuha, kemudian bekerja atau melakukan aktivitas seperti biasanya.
Kedua, memanfaatkan waktu siang
Waktu siang melaksanakan sholat dzuhur dan sunnah rawatib, istirahat sejenak (15 – 30 menit) untuk bekal tenaga melaksanakan sholat malam, dan lanjut bekerja.
Lihat halaman berikutnya >>>
Ketiga, Memanfaatkan waktu sore
waktu sore melakukan sholat ashar, dzikir petang, bercengkrama bersama keluarga, menambah ilmu agama dengan mengikuti kajian, membaca buku, dan belajar meningkatkan keterampilan untuk menambah pendapatan.
Keempat, waktu malam
waktu malam diisi dengan sholat maghrib sekaligus ba'diyah, membaca Alquran, bercengkrama dengan keluarga, lanjut sholat isya plus ba’diyah, kemudian diakhiri dengan istirahat.
Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ
Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang. (HR Bukhari, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Oleh karena itu, jika seseorang memiliki waktu luang, lebih baik digunakan dengan hal-hal yang bermanfaat untuk beriman kepada Allah SWT. Sebab, kematian tidak ada seorangpun yang tahu. Jika, Allah masih memberikan kesempatan pada waktu muda atau tua, hendaklah memanfaatkan hal tersebut.
Rasulullah SAW pernah bersabda kepada seorang laki-laki, dan menasihatinya:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu. (HR Nasai dan Baihaqi).