Serba-Serbi Ramadhan Bagi Non-Muslim yang Bepergian ke Negara Mayoritas Muslim

Di banyak negara, acara buka puasa bersama digelar demi kebersamaan.

EPA-EFE/NEIL HALL
Lampu merayakan festival Ramadhan Muslim ditampilkan di West End London, Inggris (23/3/2023). Lampu Ramadan pertama di London telah dipasang di Piccadilly Circus yang menampilkan 30.000 lampu ramah lingkungan. Inisiatif ini dipimpin oleh organisasi nirlaba Ramadan Lights UK. Area West End akan menyala selama bulan Ramadan.
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan suci Ramadhan adalah momentum untuk melakukan muhasabah dan meningkatkan amal ibadah bagi jutaan umat Islam di seluruh dunia. Pada bulan suci itu, Nabi Muhammad SAW menerima ayat pertama Alquran, yang kini menjadi awal Surat Al Alaq.

Umat Muslim di masa awal memenangkan pertempuran pertama mereka untuk bertahan hidup melawan suku Quraisy di Makkah pada Pertempuran Badar. Dan ini terjadi pada bulan Ramadhan. Enam tahun kemudian, di bulan Ramadhan, Nabi Muhammad SAW memimpin umat Muslim untuk merebut kembali Makkah, dan membersihkan Ka'bah dari berhala-berhala.

Awal Ramadhan bergantung pada penampakan bulan sabit baru, yang berarti hari raya dapat dimulai pada hari yang berbeda di masyarakat Muslim yang berbeda. Beberapa masyarakat mengikuti kemunculan hilal mereka sendiri. Sementara yang lain mengambil petunjuk dari negara tertentu.

Ketika bulan suci telah dimulai, umat Islam tidak makan, minum, dan tidak melakukan hubungan seksual di siang hari. Pantangan dari kesenangan materi dan duniawi ini dilakukan untuk memberikan nutrisi pada jiwa dibandingkan tubuh. Itulah sebabnya umat Islam umumnya meningkatkan amal ibadah selama Ramadhan.

Karena alasan inilah beberapa umat Islam akan menarik diri dari masyarakat selama bulan ini, mengasingkan diri untuk beribadah, merenung dan memusatkan perhatian pada diri mereka sendiri, seperti yang pernah dilakukan Nabi SAW.

Baca Juga


Ramadhan adalah kesempatan tahunan...

Ramadhan adalah kesempatan tahunan bagi umat Islam untuk berhenti sejenak, merenungkan dan kembali fokus secara spiritual, sambil juga menikmati manfaat kesehatan dari puasa.

Puasa selama bulan Ramadhan adalah wajib bagi umat Muslim di seluruh dunia, yang telah baligh. Namun ada keringanan bagi wanita hamil, menyusui atau sedang menstruasi, mereka yang menderita penyakit, dan mereka yang sedang dalam perjalanan alias musafir.

Setiap hari di bulan Ramadhan, umat Islam akan memulai puasanya tepat sebelum matahari terbit. Dimulai dengan makan sebelum terbitnya fajar atau sebelum waktu Subuh, yang kemudian disebut dengan waktu sahur. Lalu, waktu puasa berakhir setelah matahari terbenam (adzan Mahghrib) dengan yang dikenal sebagai buka puasa.

Di banyak negara, acara buka puasa bersama yang gratis diadakan dalam upaya untuk menyatukan masyarakat dan menyediakan makanan bagi masyarakat yang paling membutuhkan. Bulan Ramadhan juga merupakan periode peningkatan upaya amalan umat Islam di seluruh dunia.

Selama bulan Ramadhan, wilayah-wilayah yang banyak komunitas Muslimnya sering kali mengalami transisi ke masyarakat yang hampir aktif di malam hari karena banyak bisnis dan toko yang memperpendek jam operasionalnya atau tutup seluruhnya. Di beberapa daerah ini, pengunjung juga dapat mendengar masjid-masjid menyiarkan pembacaan Alquran secara langsung sepanjang hari.

Sebagian besar toko dan tempat usaha...

Sebagian besar toko dan tempat usaha akan dibuka kembali pada malam hari pada sekitar waktu berbuka puasa ketika suasana mulai terasa sangat meriah. Hal ini berlanjut hingga malam ketika umat Islam menghadiri shalat malam khusus Ramadhan, yaitu sholat tarawih.

Bisakah non-Muslim Berpartisipasi dalam Ramadhan?

Non-Muslim dapat berpartisipasi dengan penuh hormat dalam beberapa perayaan malam hari, karena ini bisa menjadi cara yang bagus untuk merasakan komunitas Muslim. Non-Muslim dipersilakan mengikuti acara buka puasa bersama.

Banyak tempat makan yang memiliki menu khusus Ramadhan dan prasmanan yang menyajikan makanan yang disiapkan secara eksklusif untuk bulan suci yang dapat dicicipi oleh pelanggan non-Muslim.

Di beberapa tempat, perayaan Ramadhan dipadukan dengan acara budaya yang memungkinkan umat Islam dan non-Muslim untuk ikut dalam semangat bulan tersebut. Ramadhan diakhiri dengan perayaan Idul Fitri, momentum untuk menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang, sanak famili, pemberian hadiah.

Sumber: Lonely Planet

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler