Tiga Jenis Nafsu yang Patut Diketahui di Bulan Ramadhan

Prof Quraish menjelaskan nafsu tidak untuk dimatikan, melainkan dikendalikan.

Republika/Putra M. Akbar
Pengunjung melihat tanaman pada acara Floraction di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (18/2/2023).
Rep: Rahmat Fajar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa Ramadhan sejatinya bukan sekadar tidak makan dan minum atau menghindari hal-hal yang membatalkan puasa. Mereka yang berpuasa Ramadhan juga dituntut mengendalikan nafsu agar ibadah puasanya lebih baik.

Ahli tafsir Alquran, Prof Quraish Shihab dalam bukunya Shihab & Shihab mengatakan ada tiga macam nafsu yang penting diketahui oleh umat Islam.

Baca Juga


Tiga Jenis Nafsu yang Penting Diketahui

1. Nafsu Mutmainnah

Jiwa yang dimaksud dalam nafsu Mutmainnah adalah jiwa yang tenang. Apapun yang terjadi dia akan selalu tenang.

Nabi Muhammad SAW dalam melukiskan keadaan seorang mukmin selalu menakjubkan. Jika mendapatkan nikmat, maka ia akan bersyukur. Sebaliknya, apabila ia mendapatkan musibah maka dia bersabar. Ketenangan yang dirasakan karena merasa selalu bersama Allah SWT.

2. Nafsu lawwamah

Nafsu ini adalah jenis nafsu yang selalu mengecam apabila berbuat dosa. Seseorang akan langsung sadar perbuatannya adalah buruk. Dia mengecam jiwanya sendiri atas dosa yang dilakukannya.

Selanjutnya...

3. Nafsu ammara bi su'

Nafsu ini, kata Prof Quraish, adalah jenis nafsu yang sering disebut-sebut banyak ulama atau orang-orang. Nafsu ini selalu mendorong kepada tindakan buruk. Karakter dari nafsu ini, yakni selalu tidak puas.

Maka dari itu, manusia harus terus dihalangi mengikuti nafsu jenis yang ketiga ini. Prof Quraish menegaskan nafsu tidak akan pernah ada ujungnya. Maka dari itu, jangan menyerah atas ajakan nafsu melakukan hal yang buruk atau dosa.

Alquran telah menerangkan tentang tiga jenis nafsu tersebut. Bahwa ada nafsu yang diridhai Allah SWT, seperti dalam Surah Al-Fajr ayat 27-30. Ayat ini menggambarkan tentang jenis nafsu Mutmainnah.

Namun, Prof Quraish menjelaskan nafsu tidak untuk dimatikan, melainkan dikendalikan. Sebab manusia juga membutuhkan nafsu, seperti saat ada penjajah maka seseorang harus memiliki nafsu untuk mengusirnya. Saat lapar maka dibutuhkan makan.

Oleh sebab itu, pada bulan puasa, menurutnya umat Islam diminta mengendalikan nafsu makan dari sejak masuk waktu imsak hingga berbuka puasa. Pun bagi pasangan suami istri, mereka membutuhkan nafsu untuk melakukan hubungan suami istri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler