Kepala Mossad akan Terlibat Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Doha

Mossad dan Hamas akan bernegoisasi dengan mediator dari Qatar dan AS.

Kobi Gideon/GPO
Kepala Mossad, David Barnea.
Rep: Lintar Satria Zulfikar Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sebuah sumber mengatakan, Kepala intelijen Israel David Barnea diperkirakan akan memimpin perundingan gencatan senjata dengan mediator saat negosiasi dilanjutkan di Qatar untuk merespons proposal gencatan senjata baru Hamas. Sumber tersebut merupakan orang mengetahui perundingan tersebut.

Perundingan antara Kepala Mossad David Barnea, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, dan pejabat pemerintah Mesir akan fokus pada sisa perbedaan antara Israel dan Hamas. Termasuk, mengenai pembebasan sandera dan bantuan kemanusiaan.


Baca: Bela Palestina, Reality Club Asal Jakarta Tolak Tampil di SXSW Festival

Pada Jumat (15/3/2024) lalu Israel mengatakan akan mengirim delegasi ke Doha, Qatar, tetapi tidak mengungkapkan kapan atau siapa yang akan terlibat dalam perundingan. Reuters melaporkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diperkirakan akan mengadakan rapat kabinet keamanan sebelum perundingan.

Pejabat pemerintah Israel belum dapat dimintai komentar karena Sabtu (16/3/2024) merupakan hari Sabat Yahudi. Barnea terlibat dalam perundingan dalam kesepakatan sebelumnya.

Gencatan senjata pada November lalu, disepakati dan berlaku setelah ia berpartisipasi dalam perundingan di Doha. Pertemuan terakhirnya dengan perdana menteri Qatar terjadi pada Januari lalu yang mengarah pada proposal yang ditolak Hamas.

Baca: Naval Group Menangkan Tender Empat Kapal Selam Rp 91,9 Triliun dari Kemenhan Belanda

Pekan ini, Hamas mengajukan proposal gencatan senjata baru pada mediator perundingan dan Amerika Serikat (AS). Proposal itu mencakup pembebasan sandera Israel yang ditukar dengan kebebasan tahanan Palestina dipenjara Israel.

Sudah beberapa kali upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza mengalami kegagalan tahun ini. Meski tekanan masyarakat internasional semakin menguat karena tingginya jumlah korban jiwa akibat serangan darat dan udara dan Israel di kantong pemukiman Palestina itu.

Israel mengeklaim dalam serangan mendadak 7 Oktober 2023, Hamas membunuh 1.200 orang dan menculik 253 sandera. Operasi militer Israel di Gaza sudah menewaskan lebih dari 31.500 orang Palestina, kementerian kesehatan Gaza mengatakan 70 persen diantaranya adalah perempuan dan anak-anak.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler