Kisah Mualaf Dian Sastro dan Surat Pertama yang Dihafal
Dian Sastrowardoyo memeluk agama Islam dan menjadi mualaf di usia 21 tahun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Dian Sastrowardoyo mengisahkan perjalanan spiritual ketika masih berusia muda. Kisah ini dia ceritakan di kanal Youtube Curhat Bang Denny Sumargo.
Dian dibesarkan dalam keluarga yang memiliki keberagaman agama. Ibunya seorang Katolik dan ayahnya Buddha. "Digedein di keluarga yang lumayan warna-warni," kata Dian, dikutip dari kanal Youtube milik Denny Sumargo itu.
BACA JUGA: Bacaan Dzikir Pagi Lengkap dengan Arab, Latin, dan Terjemahannya
Kemudian waktu SMA, Dian mulai membaca buku-buku filsafat. Saat itulah dia berpikir jangan-jangan panggilan untuk dirinya adalah Buddha, mengikuti jejak ayahnya. Lalu, dia menyampaikan hal tersebut sang ibu, dan ibu mempersilakan untuk menemukannya sendiri.
Dian bahkan menyampaikan sebuah permintaan yang ditujukan kepada Tuhan. Dia meminta kepada Tuhan untuk membantu menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendasarnya.
"Gue ngucap sama Tuhan, gue bilang, 'Ya Tuhan aku tuh orangnya pengen nanya kenapa kita harus, pokoknya repot banget sih gini gini, buat apa'. Aku pengen terjawab pertanyaan-pertanyaan kayak gitu. 'Kalau diri-Mu bisa memberikan aku pemimpin agama yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan aku, maka aku mau menjalani agama itu'," kata Dian.
Setelah itu Dian mempelajari semua agama...
Setelah itu Dian mempelajari semua agama, dengan maksud untuk mendapatkan jawaban atas berbagai pertanyaan filsafatnya. Namun, pertanyaan Dian ternyata belum terjawab juga.
Hingga akhirnya, suatu kali tante Dian mengajak untuk ikut ke pengajian yang dipimpin oleh seorang ustadz. Dian pun ikut dan ternyata pengajian tersebut menarik bagi dirinya. Padahal semual ia tidak memiliki ekspektasi apapun dari pengajian itu.
Di pengajian, Dian menyampaikan pertanyaan kepada ustadz tentang makna kehidupan. "Iya Pak Ustadz, buat apa sih kita hidup gini-gini," kata Dian menirukan percakapannya dengan Ustadz tersebut tanpa menjelaskan detail isi pertanyaan itu.
Lalu, sang ustadz membuka ayat Alquran. Namun, Dian lupa ayat apa yang dibaca oleh ustadz tersebut.
"Gue lupa ayatnya apa, pokoknya dia menjawab dengan sangat filosofis dan logis, yang gue gak nyangka ternyata terjawabnya oleh pemuka agama Islam, ada namanya Pak Rahmat. Enak banget dengerin penjelasan dia," ungkapnya.
Bagi Dian, berbagai pertanyaan logika ini...
Bagi Dian, berbagai pertanyaan logika ini perlu dijawab. Namun, dia juga menyadari, pada akhirnya perjalanan spiritual ini tidak akan terus-menerus dengan logika. Saat itulah, Dia memutuskan untuk terus belajar dengan sang ustadz.
Namun, ustadz tersebut tidak langsung menyetujui. Ia terlebih dulu melontarkan pertanyaan apakah Dian mau sholat wajib lima waktu. Jawaban Dian atas pertanyaan ini menentukan apakah ustadz itu setuju atau tidak dalam mengajarkan Dian tentang Islam.
"Karena sekarang sudah tahu buat apa, saya mau deh," kata Dian kepada ustadz kala itu.
Keesokan harinya, Dian pun belajar Islam. Surat pertama yang dipelajarinya adalah Al Fatihah. Dia belajar menghafal bacaan Al Fatihah meski diakuinya bahasa Arab susah dihafal.
"Di umur 21 tahun, gue menghafal bahasa Arab. Tapi yang membantu gue menghafal adalah gue harus menghafal artinya. Jadi gue harus hafal artinya. (Sehingga) ketika melafalkan Arabnya gue bisa menjiwai artinya, karena kalau gak maka gue akan sulit menjiwai ibadah gue," kata Dian.
Bagi Dian, saat membaca Alquran maka penting mengerti maknanya sehingga tidak sekadar diucapkan di lisan.
"Gue kan aktor, gue harus menghafal script kan harus pakai perasaannya gitu kan, jadi gak mungkin banget gue ibaratnya (hanya) di mulut. Itulah yang membantu gue mendalami. Akhirnya di situlah, di usia 21 tahun (Dian mualaf)," tambahnya.