BPBD Kudus Imbau Warga tidak Beraktivitas di Lokasi Banjir
Hingga kini tercatat tujuh korban meninggal dunia akibat banjir Kudus.
REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng), mengimbau warga tidak beraktivitas di lokasi banjir guna mencegah jatuhnya korban jiwa, mengingat hingga kini tercatat tujuh korban meninggal di lokasi banjir.
"Dari jumlah sebanyak itu, tiga korban meninggal diantaranya karena kecelakaan di air saat naik sampan di Desa Kirig, Kecamatan Mejobo. Kemudian ada yang meninggal karena tenggelam dan tersetrum listrik," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kudus Mundir di Kudus, Selasa (19/3/2024).
Untuk korban meninggal karena tenggelam yang baru ditemukan pada Senin, kata dia, merupakan pengungsi ketika hendak menengok kandang bebek di Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, dengan menyeberangi sawah yang banjir berjarak sekitar 300 meter dari Jalan Lingkar Selatan Kudus pada Ahad (17/3/2024).
Korban akhirnya bisa ditemukan pada Senin (18/3/2024) pukul 16.05 WIB dalam kondisi meninggal dunia, yang diduga karena tenggelam.
Selain itu ada kasus warga Desa Temulus yang menyusuri jalan yang tergenang karena tidak mengetahui jalannya berbelok, akhirnya terperosok dan tenggelam karena genangan banjir cukup dalam. Kemudian kasus lainnya karena hendak memanen cabai dengan melintasi genangan banjir, namun nahas tenggelam.
Untuk itu, kata Mundir, pihaknya mengimbau warga tidak beraktivitas di lokasi banjir guna mengantisipasi kembali jatuhnya korban jiwa.
"Kalaupun berada di pengungsian, sebaiknya tidak perlu pulang ke rumah ketika aksesnya masih tergenang banjir guna menghindari jatuhnya korban jiwa. Demikian halnya, warga yang memiliki kepentingan tertentu di lokasi genangan lebih baik ditunda," ujarnya.
Mundir juga mengingatkan orang tua untuk lebih ketat mengawasi anak mereka ketika di dekat rumah ada genangan banjir. Pastikan anak-anak, lanjutnya, tidak main di lokasi banjir karena sebelumnya juga ada kasus anak tersetrum listrik.