Peringatan Dini Berakhir, Tapi Warga Kuningan di Daerah Rawan Bencana Harus Tetap Waspada
Kuningan Selatan dan Timur serta beberapa wilayah lainnya rawan longsor
REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN----Masyarakat di wilayah Kuningan selatan dan timur diimbau tetap waspada terhadap bencana. Kesiapsiagaan itu tetap dibutuhkan, karena wilayah tersebut rawan longsor. Hal itu disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, saat memberikan bantuan kepada warga Desa Giriwaringin dan Desa Cipakem, yang tertimpa bencana longsor, Selasa (19/3/2024).
Dian mengatakan, berdasarkan informasi dari BMKG, dari Desember 2023 hingga Februari 2024, perlu dilakukan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca, curah hujan, dan angin kencang. Namun, hingga sekarang kondisi cuaca tersebut tetap perlu diwaspadai.
‘’Untuk itu pentingnya kewaspadaan, dan peringatan dini bagi seluruh masyarakat, termasuk bagi wilayah Kuningan Selatan dan Timur serta beberapa wilayah lainnya, yang rawan terjadi bencana longsor,’’ ujar Dian.
Dalam kesiapsiagaan kebencanaan, kata Dian, diharapkan camat, lurah, dan kepala desa dapat menyampaikan informasi tersebut kepada warganya masing-masing. Di sisi lain Dian pun menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dan pihak lainnya yang sudah melakukan penanganan sementara dalam kejadian bencana.
‘’Lakukan terus koordinasi aparat desa dengan kecamatan, TNI, Polri, seluruh SKPD dan BPBD Kabupaten Kuningan,’’ katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu menerangkan, kejadian bencana di Desa Giriwaringin, Kecamatan Maleber, terjadi pada Selasa, 5 Maret 2024, pukul 22.00 WIB. Bencana tersebut berupa gerakan tanah.
Gerakan tanah itu, kata Indra, menyebabkan timbulnya retakan di bukit sepanjang 200 meter. Dampaknya, terjadi longsor yang menimbun tiga rumah warga, satu unit kandang kambing dan satu unit kandang sapi dan mengancam 14 Unit rumah. Selain itu, dua unit sepeda motor juga tertimbun longsoran dan satu unit rumah warga jebol di bagian dinding kamarnya (rusak sedang). ‘’Ini merupakan salah satu titik longsor yang tergolong paling parah,’’ katanya.
Untuk Dusun Salasa, Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, terjadi longsor, pada Ahad, 3 Februari 2024, pukul 17.30 WIB. Kejadian itu disebabkan oleh hujan deras yang melanda sejak pukul 14.00 WIB hingga 20.00 WIB. Bencana tersebut telah menyebabkan akses jalan Desa Cipakem sempat tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat dan mengancam warung serta permukiman sekitarnya.
Selain itu, di Dusun Cisampih, Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, longsor juga terjadi pada Selasa, 5 Maret 2024, pukul 21.00 WIB. Longsor itu berdampak pada tebing bahu jalan dan sebagian ruas jalan Cipakem-Mekarsari putus, serta menimpa tebing kebun milik warga. ‘’Jalan itu merupakan salah satu akses penghubung Desa Cipakem dan Giriwaringin yang sangat vital keberadaannya,’’ katanya.