Istilah Seputar ASI yang Perlu Ibu Tahu
Kolostrum adalah air susu ibu yang keluar setelah bayi lahir.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Ikatan Konselor Menyusui Indonesia (IKMI) Hesti Kristina P Tobing menyampaikan beberapa istilah yang perlu diketahui seputar air susu ibu (ASI) untuk mendukung program pemberian ASI secara eksklusif kepada anak. Dalam webinar yang diikuti pada Jumat (22/3/2024), ia mengatakan bahwa salah satu istilah yang perlu diketahui berkenaan dengan pemberian ASI yakni kolostrum, air susu ibu yang keluar setelah bayi lahir sampai bayi berusia lima hari.
"Kolostrum itu mengandung antibodi terbanyak, bisa dibilang juga kolostrum itu merupakan imunisasi pertama yang didapatkan bayi secara alami dari ibunya," kata Hesti.
Ia mengemukakan perlunya mengupayakan inisiasi menyusu dini (IMD) untuk memperoleh manfaat optimal dari kolostrum. Inisiasi menyusu dini dapat dilakukan jika ibu dan bayi dalam keadaan sehat.
Dalam IMD, Hesti menjelaskan, bayi diletakkan pada dada ibu agar bisa mencari puting susu ibu dan menyusu. Apabila IMD berhasil, maka bayi bisa mendapatkan kolostrum dengan kadar antibodi tinggi yang dapat melindungi bayi dari serangan penyakit pada awal kelahiran.
Hesti mengatakan bahwa kolostrum biasanya lebih keruh dibandingkan dengan ASI biasa, jadi suami dan keluarga tidak perlu khawatir bila mendapati warnanya berbeda dengan air susu biasa.
Istilah lain yang perlu dipahami yakni foremilk dan hindmilk, air susu ibu pada masa transisi atau sepekan atau lebih setelah bayi dilahirkan.
Foremilk cenderung encer, warnanya lebih putih, dan memiliki banyak kandungan laktosa. Sedangkan hindmilk biasanya lebih kental dan warnanya lebih kuning karena mengandung lebih banyak lemak.
Hindmilik bagus untuk....
Hindmilk bagus untuk pertumbuhan fisik bayi. Menurut Hesti, apabila ibu telah rutin menyusui buah hati tetapi berat badan anak tidak kunjung naik pada masa pemberian ASI eksklusif maka kemungkinan anak kekurangan hindmilk.
"Kalau sudah menghadapi kondisi seperti itu, ada baiknya ketika mau memberikan ASI itu diperah dulu agar nanti hindmilk-nya bisa keluar lebih cepat sehingga bayi bisa dapat hindmilk," katanya.
Hesti menjelaskan bahwa banyak atau tidaknya ASI yang dihasilkan ibu selama menyusui dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk pemenuhan kebutuhan gizi ibu dan dukungan lingkungan.
Dia mengingatkan para ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang sesuai anjuran dari Kementerian Kesehatan agar kebutuhan gizi terpenuhi.
Selain itu, menurut dia, suami dan keluarga harus membantu ibu merawat anak, berkomunikasi aktif dengan ibu, serta menjaga agar ibu tidak sampai stres agar produksi air susu ibu bagus dan ibu bisa menyusui anak dengan baik.
Ibu bisa memberikan ASI eksklusif selama enam bulan sejak anak dilahirkan dan melanjutkan pemberian ASI sampai anak berusia dua tahun dengan menambahkan makanan pendamping untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.