BMKG: Gempa M 6,5 Jadi Bukti Jalur Sesar di Laut Jawa Masih Aktif

BMKG ingatkan gempa dapat terjadi dan berulang kapan saja di sesar aktif

ANTARA FOTO
Tenaga kesehatan mengevakuasi pasien untuk mendapatkan perawatan medis di halaman RS Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (22/3/2024). Pihak rumah sakit mengevakuasi sejumlah pasien ke luar gedung setelah terjadinya gempa bumi susulan yang berpusat 130 kilometer timur laut Kabupaten Tuban, Jawa Timur dan berdampak di Surabaya. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/Spt.
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebut nomenklatur gempa Bawean lebih tepat daripada gempa Tuban. Dia menyebutkan, gempa yang mencapai M 6,5 itu menjadi bukti jalur sesar di Laut Jawa masih aktif.


"Sekaligus menjadi pengingat kita agar selalu waspada terhadap keberadaan sesar aktif dasar laut yang jalurnya dekat pulau berpenduduk, karena gempa dapat terjadi dan berulang kapan saja," jelas Daryono lewat unggahan di X, dikutip Sabtu (23/3/2024).

Dia menuliskan, wilayah Pulau Bawean dan sekitarnya berada pada zona suture, yang mengindikasikan jejak keberadaan sesar-sesar utama yang berusia tua. Dia menduga, pembangkit gempa di sana adalah Sesar Muria atau laut menurut Peter Lunt.

"Pembangkit gempa Bawean M 5,9 dan M 6,5 pada 22 Maret 2024 diduga Sesar Muria (Laut) menurut Peter Lunt," kata dia.

Daryono juga menerangkan, gempa Bawean banyak susulanya karena karakter gempa kerak dangkal terjadi di batuan kerak permukaan yang batuannya heterogen. Itu membuatnya canderung rapuh atau brittle, mudah patah.

"Berbeda dengan gempa kerak samudera yang batuan homogen-elastik atau ductile, miskin gempa susulan bahkan tanpa susulan," jelas dia.

Dia menjelaskan, gempa susulan sesuatu yang lazim terjadi pascagempa kuat. Dengan begitu, hal itu bukan untuk ditakuti. Banyaknya gempa susulan hanya sekadar gambaran kondisi batuan yang rapuh mudah deformasi.

"Gempa susulan yang banyak justru dapat memberi informasi peluruhan sehingga kita jadi tahu aktivitas gempa akan segera berakhir," kata Daryono.

Gempa yang terjadi dan berpusat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, pada Jumat (23/3/2024) membuat 143 kepala keluarga di sekitarnya terdampak. Di mana, wilayah dengan kepala keluarga paling banyak terdampak ada di Kabupaten Gresik, yakni mencapai 130 kepala keluarga.

"Hingga Sabtu pukul 00.20 WIB, rincian kepala keluarga terdampak ialah Kabupaten Tuban 10 kepala keluarga, Kabupaten Gresik 130 kepala keluarga, Kabupaten Pamekasan satu kepala keluarga dan Kota Surabaya dua kepala keluarga," ugkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari lewat keterangannya, Sabtu (23/3/2024).

Gempa tersebut mengakibatkan sejumlah infrastruktur alami kerusakan bervariasi. Di mana, di Kabupaten Tuban tercatat empat unit rumah rusak berat, empat unit rumah rusak sedang dan dua unit rumah rusak ringan. Selain itu terdapat satu balai desa alami kerusakan cukup parah dan satu fasilitas ibadah alami rusak ringan, serta satu kandang milik warga roboh akibat guncangan gempa.

"Selanjutnya pada Kabupaten Gresik terdapat 19 unit rumah alami rusak berat, 61 unit rumah rusak sedang dan 50 unit rumah alami rusak ringan," jelas Abdul.

Di Kabupaten Gresik juga sejumlah fasilitas umum alami kerusakan, seperti dua fasliltas pendidikan rusak ringan, satu fasilitas pendidikan rusak sedang, dua masjid rusak berat, satu musola rusak sedang, satu masjid rusak ringan, satu kantor desa.

"Dan satu gedung perkantoran rusak ringan, serta RSUD Umas Mas’ud Sangkapura alami kerusakan ringan," ucap dia.

Sementara untuk wilayah Kabupaten Pamekasan tercatat satu unit rumah warga alami rusak ringan. Sementara itu di Kota Surabaya terdapat dua unit rumah warga alami rusak ringan, RS Unair dan RSUD M Soewandhi alami kerusakan ringan.

"RSUD Soetrasno di Kabupaten Rembang turut terdampak yang sebabkan pasien dievakuasi keluar gedung," kata dia.

Abdul menerangkan, BPBD setempat hingga kini masih terus melakukakan penanganan darurat bencana, antara lain melakukan pendataan dan monitoring di sejumlah lokasi, kemudian mendirikan tenda pengungsian di halaman RS Unair Surabaya.

"Selanjutnya mengirimkan personel menuju pusat gempa di Pulau Bawean dengan menggunakan kapal dengan membawa kendaraan roda dua, tenda pengungsi, terpal plastik, makanan siap saji guna melakukan penanganan lebih lanjut di wilayah tersebut," jelas dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler