Komentari Film Kiblat, UAH: Berkonsultasilah kepada Para Ulama

Bagi umat Islam kiblat itu adalah arah untuk shalat yang arahnya menuju ke Ka’bah.

Dok Leo Pictures
Poster film Kiblat yang telah ditarik oleh Leo Pictures. Poster dan trailer film arahan sutradara Bobby Prasetyo ini dikecam masyarakat, ulama, dan sineas.
Rep: Mgrol150 Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tengah ramai di media sosial tentang kontroversi film yang berjudul Kiblat garapan rumah produksi Leo Picture yang menunjukkan simbol Islam. Film horor tersebut menampilkan poster wanita memakai mukena yang melakukan gerakan rukuk terbalik. Ustadz Adi Hidayat ikut mengomentari hal tersebut.

Baca Juga


Ustadz Adi Hidayat memberikan reaksi terhadap film tersebut. Menurut UAH, sah – sah saja membuat judul yang menarik perhatian, tetapi menjadi tidak sah dilakukan jika bertentangan dengan nilai moral yang telah mengakar di masyarakat apalagi menyangkut nilai – nilai keyakinan.

“Bagus – bagus saja hal demikian, tapi akan lebih bagus bila promosinya pun dilakukan dengan cara yang baik. Tidak perlu membuat sebuah tema tertentu yang rasa – rasanya akrab di telinga masyarakat tertentu tapi ternyata sajiannya bertabrakan dengan pemahaman yang telah dimengerti umat Islam,” kata Ustadz Adi Hidayat, dikutip dari akun Youtube pribadinya, Adi Hidayat Official, Senin (25/03/2024).

Ustadz Adi Hidayat (UAH) berkomentar, bahwa bagi umat Islam kiblat itu adalah arah untuk shalat yang arahnya menuju ke Ka’bah. Bukan orang dengan melakukan gerakan dengan posisi tertentu.

UAH juga mengingatkan, bahwa dengan adanya kontroversi tersebut, jangan menjadikan hal tersebut menjadi ajang untuk saling mengejek satu sama lain. Kita sebagai sesama masyarakat tentunya menjadi kewajiban untuk tetap mengarahkannya dengan baik tanpa harus mencela.

“Ayo kita support teman – teman pegiat seni, bikin film – film yang bagus. Berkonsultasilah kepada para ulama di MUI karena itu bagian dari dakwah. Ada tema – tema tafsir yang bisa dikeluarkan jadi sebuah cerita. Kalau dikonsultasikan dan sutradaranya bisa ngemas dengan bagus, jadi film yang dapat dinikmati dan orang bisa mendapatkan manfaat,” kata Ustadz Adi Hidayat.

UAH berharap dari komentar yang telah disampaikan jangan dinilai sebagai sesuatu yang merendahkan atau menjatuhkan. Tetapi hal tersebut lebih kepada untuk membangun suasana yang harmoni yang baik apalagi bertepatan dengan bulan yang penuh berkah. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler