Sambil Menangis, Vinicius Junior Ungkap Pelecehan Rasial Hancurkan Semangat Bermainnya
Vinicius akan membela Brasil melawan Spanyol dalam laga persahabatan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain sayap Brasil, Vinicius Junior, mengatakan keinginannya untuk bermain sepak bola berkurang seiring meningkatnya insiden pelecehan rasial yang ditujukan kepadanya di Spanyol. Hal itu dikatakannya dengan penuh air mata, saat tampil di hadapan media, Senin (25/3/2024).
Penyerang Real Madrid ini telah berkali-kali mengalami pelecehan dari pendukung lawan dalam beberapa tahun terakhir. Terburuk dalam satu insiden di Valencia pada bulan Mei yang memicu kemarahan dunia. Spanyol akan menjamu Brasil di Santiago Bernabeu pada Rabu (27/3/2024) dini hari WIB dengan mengusung slogan "Satu Kulit", yang mulai dikampanyekan untuk membantu memerangi rasisme.
"Saya sudah melihat ini (rasisme) sejak lama, dan setiap kali saya merasa lebih sedih, dan setiap kali keinginan saya untuk bermain berkurang," kata Vinicius kepada wartawan.
Pemain berusia 23 tahun itu menangis setelah menjawab pertanyaan tentang pelecehan rasial yang dideritanya di berbagai stadion di Spanyol. Namun kemudian, Vinicius mengatakan dia tidak akan meninggalkan Spanyol dan mencoba bermain di negara lain untuk menghindari pelecehan tersebut.
"Saya akan memberikan apa yang diinginkan para rasis. Saya akan bertahan di klub terbaik di dunia, mencetak gol sebanyak yang saya bisa sehingga mereka terus memperhatikan saya," katanya.
Vinicius menegaskan dirinya berharap hanya bisa memikirkan karier bermainnya. "Bermain sepak bola sangatlah penting, tapi perjuangan melawan rasisme juga tak kalah penting. Saya ingin orang-orang kulit berwarna memiliki kehidupan normal dan jika itu yang terjadi, saya akan pergi ke pertandingan dengan klub saya dan hanya fokus pada bermain," ujarnya.
Sebelumnya, bek Spanyol dan rekan setim Vinicius di klub, Dani Carvajal membantah saat negaranya disebut rasis. Namun Vinicius menegaskan, ia juga yakin Spanyol bukan negara rasis tapi ada banyak pelaku rasis di Spanyol dan banyak dari mereka yang berada di stadion.
"Sejak pertama kali saya mengeluh tentang rasisme di Spanyol, hal itu sudah meledak. Mereka menghina saya karena warna kulit saya sehingga saya bermain lebih buruk di lapangan. Mereka bisa mengatakan banyak hal lain kepada saya dan saya tidak akan mengatakan apa pun. Saya harap saya bisa pergi ke stadion dan tidak memikirkan apa yang bisa terjadi," kata dia.