Angka Kemiskinan di Kuningan Lebih Tinggi dari Rata-rata Jabar Capai 12,12 Persen

Atasi kemiskinan, Pemkab Kuningan telah meluncurkan program Gema Sadulur

Pandega/Republika
Kemiskinan, ilustrasi
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Arie Lukihardianti

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN---Hingga saat ini, kemiskinan dan pengguran masih jadi permasalahan yang harus diselesaikan di semua daerah di Jabar. Termasuk, Kuningan. Berdasarkan data, angka kemiskinan di Kuningan mencapai 12,12 persen. Sedangkan pengguran sebesar 4,49 persen. 

Baca Juga


Menurut Sekretaris Daerah Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, tantangan besar dalam pembangunan di Kabupaten Kuningan adalah pengentasan kemiskinan dan pengangguran. ‘’Data kemiskinan di Kuningan mencapai angka 12,12 persen dan pengangguran sebesar 9,49 persen, dan angka ini lebih tinggi dibanding rata-rata Jawa Barat dan Nasional,’’ kata Dian, Selasa (26/3/2024).

Untuk mengatasi kemiskinan, kata dia, Pemkab Kuningan telah meluncurkan program Gema Sadulur (Gerakan Bersama Ngariksa Dhuafa, Lanjut Usia, dan Pengangguran). Program itu merupakan upaya pemerintah daerah setempat untuk menekan angka kemiskinan, pengangguran dan meningkatkan kepedulian sosial untuk menjamin hak-hak lansia, terutama di desa miskin ekstrim.

Gema Sadulur merupakan kolaborasi lintas satuan perangkat daerah di Kabupaten Kuningan, dengan penetrasi tepat sasaran, jangkauan pelayanan lebih luas dan berdampak. Dian menilai, perlu pendekatan baru yang lebih intens terhadap kemiskinan dan pengangguran, dengan menghadirkan terobosan bernama Gema Sadulur.

Menurut Dian, Gema Sadulur akan bergerak pada aspek pelayanan pangan, pelayanan kesehatan, pelayanan perumahan, pelayanan keterampilan dan kecakapan hidup serta bantuan sosial. Keseluruhan aspek pelayanan tersebut akan dibantu oleh beberapa perangkat daerah. Yakni, Dinas Sosial, Dinas Perikanan dan Peternakan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas KUKM, Perdagangan dan Perindustrian, Bagian Kesra, serta kecamatan dan desa lokus kegiatan, dengan memberikan program sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing.

‘’Pengembangan selanjutnya Gema Sadulur akan melibatkan BUMD, swasta, organisasi masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya,’’ katanya.

Selama 2024, Gema Sadulur akan menjangkau lima desa yang menjadi sasaran. Yaitu, Desa Jatimulya Kecamatan Cidahu, Desa Sukaharja Kecamatan Cibingbin, Desa Margamukti Kecamatan Cimahi, Desa Paninggaran Kecamatan Darma dan Desa Kalimanggis Kecamatan Kalimanggis. ‘’Di lima desa itu, target pengentasan mencapai 1.045 kepala keluarga yang masuk kategori miskin ekstrem,’’ katanya.

Penjabat Bupati Kuningan, Raden Iip Hidajat, berharap agar program Gema Sadulur akan memiliki kebermanfaatan bagi masyarakat. ‘’Melihat fenomena tingkat kemiskinan dan pengangguran yang rata-rata lebih tinggi secara Jawa Barat dan nasional itulah kami akhirnya menggulirkan program Gema Sadulur,’’ kata Iip.

Iip pun mengimbau kepada perangkat daerah terkait, agar Gema Sadulur tidak hanya bersifat seremonial. Namun ada keberlanjutan sehingga meraih manfaat bagi warga yang membutuhkan bantuan. ‘’Kami meyakini, upaya sinergi antarlembaga dan kolaborasi dengan mitra kerja menjadi faktor kunci keberhasilan penanganan ketiga hal tersebut. Kemiskinan, pengangguran, dan penjaminan sosial tidak bisa dilaksanakan parsial oleh satu atau dua perangkat daerah,’’ paparnya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler