Daya Beli Masyarakat Terhadap Mobil Bekas Dinilai Menurun
Penjualan mobil bekas menurun hampir separuh dari rata-rata kondisi normal.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjual menilai minat daya beli untuk mobil bekas tahun ini agak sedikit mengendur terlebih untuk kendaraan-kendaraan segmen atas.
Pemilik Handy Autos Yudha Panggih dilansir ANTARA di Jakarta, akhir pekan ini, mengatakan, berbagai kondisi yang terjadi di Indonesia, seperti adanya Pemilihan Umum (pemilu) menjadi faktor pemicu bagi masyarakat cenderung menahan untuk membeli kendaraan bekas.
"Kondisi saat ini kalau untuk dari puasa sampai sekarang menjelang Lebaran itu cenderung ada penurunan dibandingkan bulan sebelumnya," ucap Yudha.
Salah satu bukti penurunan adalah tidak banyak konsumen yang mendatangi showroom mobil bekas yang berada di kawasan bursa otomotif mobil bekas di Blok M Square, Jakarta Selatan.
Handy Autos, yang menjajakan jualan kendaraan mereka di platform digital, mencatat sebelum Ramadhan, mereka bisa menjual hingga 30 unit mobil bekas dalam sebulan. "Rata-rata itu kita biasanya hampir 30 unit setiap bulannya, memang sampai saat ini baru sekitar di bawah 15 unit saja yang keluar," tutur Yudha.
Meski tidak memiliki kenaikan harga menjelang Hari Raya Idul Fitri, faktor kecemasan untuk mengantisipasi hari-hari selanjutnya menjadi faktor terbesar untuk menahan pembelian kendaraan. Dia menduga daya beli masyarakat berkurang dan banyak yang menahan mereka untuk berjaga memiliki kebutuhan pada waktu mendatang.
Penjualan mobil bekas melalui berbagai platform digital dinilai memberikan ruang positif untuk bisa meningkatkan penjualan kendaraan bekas.