Jasa Marga Optimalkan Teknologi RAMS untuk Pantau Rest Area, Apa Itu?
Pengguna jalan diimbau untuk tidak berlama-lama di rest area.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jasa Marga (Persero) Tbk, melalui anak usahanya PT Jasamarga Related Business (JMRB) mengoptimalkan teknologi Rest Area Management System (RAMS) untuk memantau kepadatan kendaraan di Tempat Istirahat dan Pelayanan atau rest area dalam rangka mendukung mudik Lebaran.
Direktur Utama PT JMRB Denny Abdurachman mengatakan, PT JMRB akan mengoptimalkan teknologi pemantauan kepadatan kendaraan di rest area melalui RAMS yang terdapat pada super app Jasamarga Integrated Digitalmap (JID). Aplikasi ini, digunakan oleh petugas Jasa Marga serta terintegrasi dengan Dynamic Message Sign (DMS) di lajur jalan tol dan aplikasi Travoy yang dapat diakses langsung oleh pengguna jalan.
"Dengan melihat kapasitas parkir yang terdapat di DMS dan juga memantau kondisi lalu lintas secara seketika di aplikasi Travoy, pengguna jalan dapat mengatur perjalanan dan memutuskan untuk tetap masuk ke rest area terdekat atau ke rest area selanjutnya. Kami juga mengimbau pengguna jalan untuk tidak memaksakan berhenti di rest area yang terpantau padat dan mematuhi arahan petugas pengatur lalu lintas serta mencari alternatif keluar jalan tol sejenak untuk mencari tempat istirahat sebelum melanjutkan perjalanan melalui jalan tol," kata Denny di Jakarta, Selasa, (2/4/2024).
PT JMRB memastikan, 59 Rest Area dan dua Rest Area Fungsional yang dikelolanya dapat mendukung kelancaran arus mudik dan balik Hari Raya Idul Fitri 1445 H/Tahun 2024 secara prima untuk mewujudkan kenyamanan berkendara dan pengalaman mudik ceria penuh makna.
Denny menyampaikan, PT JMRB telah menyiapkan sejumlah skema rekayasa lalu lintas dan pengaturan arus kendaraan masuk dan keluar rest area. Termasuk, memaksimalkan kapasitas kantong parkir kendaraan seiring dengan peningkatan arus lalu lintas di jalan tol pada periode arus mudik dan balik Idul Fitri 1445 H/Tahun 2024.
Ia mengatakan, untuk mengantisipasi peningkatan arus lalu lintas di Rest Area Travoy yang juga berpotensi menyebabkan antrean ke jalur utama jalan tol, sesuai dengan diskresi kepolisian, pihaknya akan memberlakukan rekayasa buka-tutup rest area.
"Tujuannya, untuk mengurai kepadatan serta berkoordinasi dengan pengelola ruas jalan tol dan PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO) selaku anak usaha Jasa Marga di bidang pengoperasian jalan tol. Kami juga akan mengatur arus kendaraan masuk dan keluar rest area serta menyiagakan petugas pengatur lalu lintas dan menyiapkan rambu-rambu portable," ujarnya.
Menurut dia, pengguna jalan tidak perlu khawatir jika harus keluar jalan tol di tengah perjalanan mudiknya. Terutama untuk perjalanan menerus di sepanjang Jalan Tol Trans Jawa.
Hal ini karena tarif di seluruh ruas Jalan Tol Trans Jawa dikenakan berdasarkan jarak yang ditempuh, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran membayar tarif sebanyak dua kali karena harus keluar dan masuk kembali ke jalan tol. “Untuk itu kami mohon kerja sama pengguna jalan untuk tidak lagi memaksakan parkir di bahu jalan di sekitar rest area yang ditutup karena padat. Dengan seperti ini, kapasitas lajur jalan tol semakin berkurang sehingga tidak makin padat," kata Denny.
JMRB juga mengimbau pengguna jalan untuk tidak berlama-lama di rest area, maksimal 30 menit, untuk bisa bergantian dengan pengguna jalan lainnya. Pengguna jalan tol juga diimbau untuk membawa perbekalan maupun dapat melakukan take away makanan di rest area.