Tol Bocimi yang Ambles Ternyata akan Dijual, Ini Progresnya
Penambahan jumlah saham tersebut bakal dilakukan secara bertahap sampai 2026.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana tanah longsor terjadi di Jalan Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi) KM 64 pada Rabu (3/4/2024) malam. Akibatnya, sebagian ruas jalan tol tersebut ambles dengan lubang menganga. PT Trans Jabar Tol (TJT) kini sedang mengidentifikasi dampak akibat longsor tersebut.
Jalan tol yang sedang mengalami musibah tersebut sedang dalam perpindahan kepemilikan. Seperti dikabarkan sebelumnya, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) berencana menambah akuisisi saham PT Waskita Toll Road (PT WTR) di PT Trans Jabar Tol (TJT). Kepemilikan saham perusahaan di TJT akan menjadi 55 persen tahun ini.
Informasi itu disampaikan Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad dalam Media Briefing PT di Jakarta, pada akhir Maret lalu. Ia menjelaskan, jumlah dan nilai kepemilikan saham SMI bakal naik dari sebelumnya 25 persen dengan nilai Rp 755 miliar menjadi 50 persen, sehingga nilainya menjadi sekitar Rp 1,5 triliun.
Meski begitu, kata dia, penambahan jumlah saham tersebut bakal dilakukan secara bertahap sampai 2026. Kepemilikan Tol Bocimi pun dilakukan melalui penerbitan saham baru oleh PT TJT.
"Kita akan menerbitkan saham baru untuk menyelesaikan pembangunan yang belum terbangun dari seksi 3 Sukabumi-Cibadak. Sekarang memang tahapnya lagi pembebasan lahan," katanya.
Lahan yang sudah dibebaskan, sambung dia, sudah 54 persen. Perlu diketahui, SMI sudah mengakuisisi 25 persen saham PT WTR di TJT.
Pada kesempatan itu, Edwin juga menuturkan, SMI mencatatkan nilai komitmen pembiayaan dan investasi perusahaan sebesar Rp 137,7 triliun per Desember 2023. Pada tahun lalu, PT SMI telah berkontribusi pada aktivitas pembiayaan dan investasi pembangunan proyek infrastruktur senilai Rp 727,3 triliun.
"Kalau kita lihat di situ, kita sebenarnya terlibat dalam proyek itu lebih dari Rp 720 triliun. Itu karena sebanyak pembiayaan yang dilakukan secara bersama-sama," jelas dia.