Di Hari Internasional Al Quds, Dunia Islam Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Hari Internasional Al Quds dirayakan pada Jumat terakhir Ramadhan.

ANTARA/Asri Mayang Sari
Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi saat media briefing bertema Hari Internasional Al-Quds di kediamannya di Jakarta, Rabu malam (4/4/2024).
Red: Didi Purwadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia akan merayakan Hari Internasional Al Quds pada Jumat terakhir Ramadhan yang kali ini jatuh pada tanggal 5 April 2024. Dalam perayaan tahun ini, masyarakat Islam internasional akan mendesak gencatan senjata segera dilakukan di Gaza untuk menghentikan aksi genosida Israel terhadap bangsa Palestina.


"Esok lusa Jumat terakhir Ramadhan, dunia akan merayakan Hari Internasional Al Quds. Tentu Hari Internasional Al Quds kali ini berbeda karena genosida sedang terjadi di Gaza," ujar Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi dalam acara media briefing bertema Hari Internasional Al Quds di kediamannya di Jakarta, Rabu (3/4/2024).

"Tentara zionis Israel telah melakukan penyerang terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza," ujarnya. "Sedang terjadi genosida di sana. Israel coba menghapus etnis Palestina. Mereka tidak ragu melakukan pembunuhan untuk memenuhi tujuan jahat mereka."

Boroujerdi berharap umat Islam bisa memaksimalkan hari-hari terakhir Ramadhan dengan ibadah dan mendoakan sesama umat Muslim dunia. Dalam konteks Hari Internasional Al Quds, umat Islam sedunia diharapkan bersama-sama melakukan aksi solidaritas membela rakyat Palestina pada hari Jumat terakhir bulan suci. 

Ada beberapa tuntutan yang disuarakan pada Hari Internasional Al Quds. Selain menyerukan penghentian kekerasan dan pembunuhan bangsa Palestina, gencatan senjata juga mesti segera dilakukan untuk mengakhiri aksi genosida Israel di Jalur Gaza.

"Selain itu, semua bangsa Palestina yang terusir, bisa kembali ke rumah mereka," ujar Boroujerdi.

Selama beberapa dekade terakhir, kata Boroujerdi, Hari Internasional Al Quds telah menjadi aksi solidaritas dan simbol persatuan masyarakat Islam dalam mendukung pembebasan Palestina. Gerakan dicetuskan Imam Khomeini (RA), pemimpin besar Revolusi Islam Iran, yang saat itu menyerukan umat Islam sedunia melakukan aksi bersama membela rakyat Palestina pada hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan. 

Acara Hari Internasional Al Quds pertama kali diadakan di Iran pada tahun 1979, tak lama setelah Revolusi Iran. Kini aksi solidaritas di Hari Internasional Al Quds selama beberapa dekade terakhir, telah menyebabkan kebangkitan umat Islam dalam membela Palestina sehingga dunia tidak melupakan perjuangan bangsa Palestina untuk merdeka dari penjajahan Israel. 

Selain itu, kata Boroujerdi, gerakan Hari Internasional Al Quds telah berhasil membawa isu Palestina sebagai isu global. Dan semua negara Muslim, baik Arab maupun non-Arab, menjadi bersatu menyerukan persatuan dan dukungan untuk perjuangan Palestina hingga pembebasan tanah Suci Al Quds.

"Hari Internasional Al Quds telah menjadi simbol persatuan mendukung Palestina. Tiap kalangan merayakannya dengan kegiatan berbeda-beda," kata Boroujerdi. 

"Ada yang melakukannya dengan aksi solidaritas. Penceramah melakukannya lewat khutbah-khutbahnya. Media melakukannya lewat pemberitaan-pemberitaan mereka," katanya. "Tujuannya sama yakni masyarakat Palestina bisa dibebaskan dari kejahatan Israel. Semoga Palestina benar-benar bisa merdeka." 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler