Khawatir Diserang Iran, Anggota Militer Israel Dilarang Cuti
Israel menarik pasukan cadangan untuk memperkuat pertahanan udara.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Militer Israel menghentikan semua cuti unit tempurnya di tengah kekhawatiran kemungkinan serangan balasan dari Iran setelah Israel membunuh jenderal Garda Revolusi Iran di Damaskus, Suriah. "Sesuai dengan asesmen situasional, sudah diputuskan cuti semua unit tempur IDF (Angkatan Bersenjata Israel) akan dihentikan sementara," kata militer Israel dalam pernyataannya, Kamis (4/4/2024).
"IDF sedang berperang dan pengerahan pasukan terus dikaji sesuai dengan kebutuhan," tambah militer. Militer mengatakan mereka menarik pasukan cadangan untuk memperkuat pertahanan udara. Warga Tel Aviv melaporkan layanan sistem pemetaan global atau GPS di kota itu terganggu, tampaknya dimaksudkan untuk menahan rudal.
Iran berjanji membalas kematian dua jenderal dan lima penasihat militernya yang sedang bertugas di Suriah. Israel menggelar serangan udara ke kantor konsulat Iran di Damaskus, Ahad (31/3/2024) lalu.
Meski sudah diyakini serangan itu dilakukan Israel, tapi Tel Aviv tak menyangkal atau mengkonfirmasi serangannya ke kepentingan Iran di Suriah. Pengamat menilai serangan tersebut akan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
Indeks saham di bursa saham Tel Aviv turun 2,2 persen pada Kamis ini, memperpanjang kerugian pekan ini menjadi sekitar 4 persen. Shekel melemah 0,6 persen dari dolar AS dan harga obligasi pemerintah turun 0,4 persen.
Selama menyerang Gaza enam bulan terakhir, hampir setiap hari Israel juga baku tembak dengan Hizbullah di perbatasan dengan Lebanon. Namun sampai saat ini Iran menghindari bentrok langsung dengan Israel meski mendukung sekutu-sekutunya seperti Hizbullah menyerang target-target Israel dan Amerika Serikat (AS).
Mantan kepala intelijen Israel Amos Yadlin mengatakan, Iran mungkin akan memilih hari 5 April 2024 yang merupakan hari Jumat terakhir bulan Ramadhan tahun ini untuk merespon serangan Damaskus. Baik menyerang langsung atau lewat proksinya.
"Saya tidak akan terkejut bila Iran bertindak besok. Jangan panik. Jangan lari ke tempat perlindungan," kata Yadlin yang kini peneliti senior di Kennedy School's Belfer Center di Harvard University. Ia merujuk sistem pertahanan udara Israel. "Nantikan saja besok dan hari-hari berikutnya, tergantung pada konsekuensi dari serangan tersebut, mungkin akan meningkat," kata Yadlin.