Terhenti karena Pandemi, Korsel Siapkan Pertemuan Lanjutan dengan Jepang dan China

Isu ekonomi dan masalah-masalah regional akan jadi pembahasan.

Kim Min-hee/Pool Photo via AP
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berbicara saat upacara pembukaan KTT Demokrasi ketiga di Seoul, Korea Selatan, Senin, (18/3/2024).
Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan berencana mengadakan pertemuan puncak trilateral bersama Jepang dan China pada Mei 2024. Rencana pertemuan ini, dilakukan untuk melanjutkan pembicaraan, yang terhenti sejak 2019 akibat hubungan rumit Jepang-Korsel terkait pekerja masa perang dan pandemi Covid-19.

Baca Juga


Laporan Kyodo pada Kamis (4/4/2024) yang mengutip sumber diplomatik itu menyebutkan,  para pemimpin tiga negara Asia tersebut kemungkinan besar akan membahas kerja sama ekonomi dan masalah-masalah regional, termasuk ancaman nuklir dan rudal Korea Utara. Seoul dan Tokyo disebutkan mengharapkan China dapat menggunakan pengaruhnya atas Pyongyang untuk mengatasi kekhawatiran terkait masalah-masalah ini.

Korsel, yang saat ini menjadi ketua bergilir dialog itu, telah berupaya menjadi tuan rumah pertemuan puncak tersebut pada 2023 dan April 2024. Menteri Luar Negeri Korsel, China dan Jepang bertemu pada November 2023 dan sepakat atas tanggal pertemuan puncak berikutnya.

Media Korsel kemudian melaporkan, para menteri gagal sepakat mengenai tanggal tetapi menunjukkan kesediaan untuk meningkatkan persiapan pertemuan puncak dan melanjutkan upaya agar pertemuan tersebut diadakan secepatnya. Pertemuan puncak trilateral China-Jepang-Korsel pertama diadakan di Kota Fukuoka, Jepang pada Desember 2008.

Sejak saat itu, para pemimpin ketiga negara telah bertemu delapan kali, dimana pertemuan puncak terbaru dilakukan pada Desember 2019 di Kota Chengdu, China. Sesuai tradisi, pertemuan berikutnya akan diadakan di Korea Selatan.

Namun, pertemuan puncak berikutnya terhambat oleh pandemi Covid-19 dan hubungan antara Seoul dan Tokyo yang memburuk terkait keputusan pengadilan Korea Selatan untuk membayar kompensasi kepada korban mobilisasi kerja paksa Jepang selama Perang Dunia II.

Menyusul keputusan kompromi oleh pemerintahan baru Korea Selatan untuk menanggung biaya kompensasi, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pada pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada Maret 2023 bahwa dia memiliki pandangan yang sama dengan Seoul tentang perlunya melanjutkan pertemuan puncak trilateral sesegera mungkin.

sumber : Antara, Sputnik
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler